Telegrapnews.com, Batam – Buaya yang lepas dari penangkaran di Pulau Bulan, Batam ternyata banyak. Tidak 5 ekor seperti berita awal. Sampai Senin (20/1/2025) kemarin, warga dan Tim Terpadu sudah menangkap 32 ekor buaya.
Dari jumlah tersebut, 30 ekor ditemukan dalam keadaan hidup, sementara 2 ekor lainnya mati.
“Informasi dari teman-teman di lapangan, per hari ini sudah ditangkap 32 ekor buaya. Rinciannya, 31 ekor berukuran besar dan 1 ekor kecil,” ungkap Kepala Dinas Penerangan Lantamal IV, Mayor Laut (P) Rio Nugraha, Senin (20/1/2025).
Rio menambahkan bahwa jumlah pasti buaya yang lepas dari penangkaran belum bisa dipastikan, sesuai keterangan dari pihak pengelola penangkaran, PT Perkasa Jagat Karunia (PJK).
“Pihak perusahaan belum bisa menghitung jumlah buaya yang masih ada di penangkaran. Kolam harus dikuras terlebih dahulu untuk memastikan jumlahnya,” jelasnya.
Mengenai status buaya yang telah ditangkap, pihak perusahaan juga belum memberikan konfirmasi apakah buaya tersebut berasal dari penangkaran mereka.
“Buaya yang lepas memiliki ciri khas sirip ekor yang dipotong. Namun, identifikasi detail dari 32 ekor buaya yang ditangkap masih menunggu konfirmasi lebih lanjut,” tambah Rio.
Penangkapan buaya dilakukan dengan bantuan warga setempat di sekitar Kecamatan Bulang.
“Warga ikut menangkap buaya, dan informasi yang kami terima menyebutkan bahwa ada pemberian hadiah bagi mereka yang membantu,” katanya.
Awal Buaya Lepas
Sebelumnya, kabar tentang buaya yang lepas dari penangkaran di Pulau Bulan tersebar setelah sebuah video berdurasi 39 detik viral di media sosial.
Dalam video tersebut, seorang perekam menunjukkan seekor buaya besar dan menyebut bahwa kandang penjagaan buaya roboh, menyebabkan beberapa buaya kabur.
Penangkaran buaya PT PJK dilaporkan memiliki sekitar 800 ekor buaya. Berdasarkan data awal, kolam yang mengalami kerusakan menampung sekitar 200 ekor buaya.
Pihak perusahaan awalnya menyatakan bahwa hanya 5 ekor yang lepas, dan semuanya telah ditangkap. Namun, penemuan buaya dalam jumlah jauh lebih besar di lapangan memunculkan pertanyaan yang masih memerlukan klarifikasi.
Editor: dr
