Penataan DAS Baloi Disorot: Alih-Alih Cegah Banjir, Sungai Malah Menyempit dan Dipenuhi Taman

Penataan DAS Baloi Disorot: Alih-Alih Cegah Banjir, Sungai Malah Menyempit dan Dipenuhi Taman
Demi ruang terbuka hijau, DAS Baloi dipersempit, jadi ancaman banjir warga Baloi (dok bp batam)

Telegrapnews.com, Batam – Rencana penataan Daerah Aliran Sungai (DAS) Baloi Indah menuai kritik tajam dari berbagai kalangan. Proyek yang digadang-gadang menjadi solusi banjir dan sekaligus menghadirkan ruang terbuka hijau, justru dianggap menyisakan banyak kejanggalan, terutama karena aliran sungai justru tampak semakin sempit dalam desainnya.

Yusril Koto, seorang aktivis lingkungan dan penggiat media sosial Batam, menjadi salah satu pihak yang vokal menyuarakan keresahan. Dalam video TikTok-nya yang viral pada Jumat (18/4/2025), Yusril menyebut penataan DAS Baloi “lucu” dan kehilangan substansi utama: fungsi sungai sebagai jalur pengendali air.

“Harusnya normalisasi itu melebarkan badan sungai. Tapi yang terjadi, dari gambar maket, aliran sungai malah semakin sempit. Di kiri-kanannya dibangun, bahkan ada ruko dan taman. Kalau ruang terbuka hijau untuk resapan air, oke. Tapi ini jelas mempersempit sungai,” kata Yusril.

BACA JUGA:  30 Pekerja Migran Indonesia Dideportasi dari Malaysia: Salah Satunya Ibu dengan Bayi Baru Lahir

Yusril juga mengungkit kembali masalah lama terkait penimbunan Sungai Baloi yang hingga kini belum ditangani secara tuntas. “Kalau tidak digali kembali, itu bukan normalisasi. Ini malah bikin lebih sempit, kajiannya di mana?” tambahnya.

Warga Pertanyakan Manfaat Taman

Sorotan terhadap proyek ini juga datang dari warga sekitar. Ade, Ketua RT 05/RW 06 Kelurahan Permata Baloi, mempertanyakan siapa yang sebenarnya menjadi penerima manfaat dari pembangunan taman dan penataan sungai tersebut.

“Dibangun taman, tapi sungainya jadi kecil. Kalau dilihat dari lokasi dan desainnya, kayaknya taman itu cuma untuk pemilik apartemen. Sementara kami, warga sekitar, justru khawatir akan banjir,” ujar Ade.

Sebelumnya, Kepala BP Batam Amsakar Achmad dan Wakil Kepala BP Batam Li Claudia Chandra telah meninjau langsung lokasi proyek pada 8 Maret 2025. Mereka mengklaim penataan kawasan ini bertujuan mengurangi risiko banjir sekaligus mempercantik kawasan dengan menghadirkan taman kota.

BACA JUGA:  Hujan Deras Nyaris Picu Banjir Besar di Baloi Indah, Warga Resah Atas Penyempitan DAS Baloi

“Kita ingin merapikan kawasan ini agar menjadi ruang publik yang nyaman. Nantinya akan menjadi taman kota yang bermanfaat bagi masyarakat,” ujar Amsakar saat itu.

Li Claudia bahkan menyebut kawasan tersebut akan menjadi tempat wisata “instagramable” yang mendukung wajah modern Batam. “Estetika juga bagian dari pembangunan kota yang ramah publik,” ujarnya.

Khawatir Fungsi Sungai Tergeser oleh Estetika

Namun, alih-alih memberikan rasa aman dari banjir, konsep estetika justru memunculkan kekhawatiran baru. Apalagi kawasan penataan berada tepat di sekitar Apartemen Permata Residence, yang memunculkan spekulasi bahwa proyek ini lebih berpihak pada kawasan elite ketimbang masyarakat umum.

BACA JUGA:  AHLI Batam Kadukan Hardi S.Hood ke Bawaslu Batam Terkait Pernyataan Tidak Sopan Saat Deklarasi Pilkada Damai

Yusril juga menyoroti kondisi di bagian hulu Sungai Baloi, seperti kawasan Bukit Vista dan Baloi Kolam, yang disebutnya sudah kehilangan hutan lindung dan kini dipenuhi bangunan tinggi. Ia menilai tanpa normalisasi yang benar-benar memperlebar badan sungai, potensi banjir hanya akan semakin besar.

“Kajian ilmiahnya di mana? Bukit Vista sudah gundul, Baloi Kolam hutan lindungnya sudah tidak ada. Bangunan tinggi menjulang. Kini air buangan bertambah melalui Sungai Baloi. Kalau tidak dilakukan normalisasi dengan melebarkan sungai Baloi, apa jadinya?” tandasnya.

Publik pun menanti respons dan revisi serius dari BP Batam dan pihak terkait agar proyek ini benar-benar berpihak pada keselamatan warga dan keberlanjutan lingkungan, bukan semata mempercantik kota tanpa menyelesaikan akar persoalan.

Editor: dr