Tulisan Arab Melayu Bakal Masuk Kurikulum Sekolah di Batam, Ini Alasan LAM Ngotot Dukung Perwako Baru!

Tulisan Arab Melayu Bakal Masuk Kurikulum Sekolah di Batam, Ini Alasan LAM Ngotot Dukung Perwako Baru!
LAM Kota Batam mendukung masuknya pembelajaran tulisan arab melayu masuk kurikulum lokal (ilustrasi)

Telegrapnews.com, Batam – Kabar mengejutkan datang dari dunia pendidikan Batam! Tulisan Arab Melayu, warisan aksara kuno yang pernah berjaya di era kesultanan, kini bakal resmi kembali diajarkan di sekolah-sekolah Kota Batam.

Hal ini terwujud berkat dorongan kuat dari Lembaga Adat Melayu (LAM) Kota Batam, yang mendukung penuh penerapan Peraturan Wali Kota Batam Nomor 16 Tahun 2025 tentang Kurikulum Muatan Lokal Seni Budaya Melayu.

BACA JUGA:  Puluhan Ribu Siswa Sekolah di Batam "Kena Prank" Makan Bergizi Gratis

“Ini bukan cuma huruf. Ini lambang peradaban Melayu. Kita harus kembalikan kejayaan itu lewat pendidikan,” tegas Ketua Umum LAM Kota Batam, YM. H. Raja Muhamad Amin, Senin (26/5).

Tulisan Arab Melayu, atau dikenal juga sebagai aksara Jawi, adalah sistem tulisan berbasis huruf Arab yang disesuaikan dengan fonetik Melayu. Dahulu, aksara ini menjadi andalan kerajaan Melayu dalam menulis kitab, hukum adat, hingga surat menyurat resmi.

BACA JUGA:  Polemik Nama Flyover Laksamana Ladi: Antara Sejarah dan Kearifan Lokal

Sayangnya, modernisasi membuatnya terlupakan. Tapi kini, Batam siap membalikkan keadaan.

Lewat Perwako No. 16 Tahun 2025, materi Tulisan Arab Melayu akan mulai dikenalkan sejak jenjang PAUD hingga pendidikan dasar. LAM Batam menilai langkah ini penting demi menjaga jati diri dan warisan budaya leluhur yang mulai pudar.

“Dari istana ke ruang kelas, dari manuskrip ke buku pelajaran, inilah bentuk nyata kami menjaga akar budaya anak-anak Batam,” ujar Raja Muhamad Amin penuh semangat.

BACA JUGA:  Nama Flyover Laksamana Ladi Jadi Polemik, LAM Batam Minta Namanya Ditinjau Ulang

Bukan cuma soal tulisan, kebijakan ini juga membawa misi besar: menanamkan nilai moral, etika, dan pandangan hidup orang Melayu kepada generasi muda.

Dengan kebijakan ini, Batam bukan hanya tampil sebagai kota industri dan perdagangan, tapi juga sebagai penjaga marwah budaya Melayu.

Editor: dr