Telegrapnews.com, Batam – Kepolisian Daerah Kepulauan Riau (Polda Kepri) baru-baru ini menyatakan bahwa Batam dan wilayah Kepri sementara bebas dari peredaran beras oplosan. Namun, pernyataan ini justru memunculkan kembali ingatan publik akan kasus besar pengoplosan beras yang pernah mengguncang Batam pada tahun 2017.
Tidak Ada Beras Oplosan di Kepri?
Dalam dua pekan terakhir, Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Kepri melakukan inspeksi di tujuh kabupaten/kota di Provinsi Kepri. Pemeriksaan dilakukan ke sejumlah pasar dan gudang distributor, dengan pengambilan sampel beras premium yang berpotensi menjadi sasaran pengoplosan.
“Dari hasil pemeriksaan selama beberapa minggu ini, kami belum menemukan indikasi adanya peredaran beras oplosan di Kepri,” tegas AKBP Ruslaeni, Kasubdit I Indag Ditreskrimsus Polda Kepri, Rabu (16/7/2025).
Namun, benarkah Batam benar-benar bersih?
Kasus Lama yang Belum Tuntas

Masih segar dalam ingatan, pada 4 November 2017, Tim dari Mabes Polri menggerebek sebuah gudang di Komplek Mega Cipta Industrial Park, Batuampar, milik PT Usaha Giat Permata.
Di sana, ditemukan ribuan karung beras oplosan, cairan pemutih beras, dan peralatan mesin pencampur. Hebohnya lagi, 33 orang karyawan diamankan—namun sang pemilik perusahaan, hingga kini masih “hilang” tanpa jejak hukum.
“Gudang itu sudah beroperasi lebih dari satu tahun, dan beras-beras yang tidak bermerek dicampur, diputihkan, lalu dikemas ulang ke dalam karung-karung bermerek seperti Harum Mas, Barelang, dan lainnya,” ungkap sumber dari kepolisian saat itu.
Modus Canggih Mafia Beras

Modus mafia beras di Batam sangat sistematis. Menurut mantan karyawan gudang beras, mereka kerap membuka benang jahitan di bagian bawah karung agar tak terdeteksi pembeli.
Di dalam gudang, beras-beras murah dari berbagai sumber dicampur hingga 3–4 jenis, lalu dikemas dalam karung-karung bermerek premium.
“Biasanya dicampur 5 kg sampai 25 kg, terus dijahit dan disebar ke agen-agen,” ujar mantan supir pengangkut gudang tersebut.
Ia mengaku tak tahu dari mana asal beras, namun menyebutnya “masuk kontainer, ton-tonan banyaknya”.
Apakah Mafia Beras Masih Bebas?
Meski penggerebekan besar sudah dilakukan 8 tahun lalu, para pemain lama masih disinyalir beroperasi diam-diam. Bahkan, beberapa nama besar disebutkan masih memiliki gudang aktif dan menjual beras oplosan ke minimarket hingga supermarket di luar Batam.
“Sampai sekarang belum ada penindakan serius ke bos-bos besar,” kata sumber internal yang enggan disebutkan namanya.
Meski Polda Kepri menyatakan Kepri aman dari beras oplosan, sejarah mencatat bahwa Batam pernah menjadi sarang mafia beras berskala besar. Pertanyaannya, apakah mereka benar-benar sudah berhenti? Atau hanya bersembunyi di balik distribusi yang lebih rapi?
Publik berhak tahu. Dan aparat penegak hukum wajib mengungkap.
Penulis: lcm, dr