
Telegrapnews.com, Batam – Seekor buaya muncul di Pantai Bahagia, Nongsa, Batam, Kepulauan Riau, pada Sabtu (25/1/2024), dan videonya viral di media sosial. Dalam video tersebut, buaya tampak berenang di dekat jalur kapal ferry, tepatnya dekat lampu mercusuar di kawasan tersebut.
Penampakan buaya ini membuat beberapa warga Batam, termasuk Nurbaiti, merasa khawatir.
Nurbaiti, yang awalnya berencana menghabiskan libur panjang hingga 29 Januari 2024 di pantai bersama keluarganya, mengaku takut. Dia akhirnya memilih untuk membatalkan rencana tersebut setelah mendengar kabar tentang kemunculan buaya.
“Rencana mau ajak keluarga jalan-jalan ke pantai, tapi dapat kabar ada buaya terlihat di pantai Nongsa jadi takut mau kesana,” ujar Nurbaiti, seperti dilansir detik, Sabtu (25/1/2024).
Ia berharap pihak terkait segera menangkap buaya tersebut, sehingga masyarakat bisa menikmati liburan mereka dengan aman di pantai.
Menanggapi hal ini, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Batam, Ardiwinata, mengatakan pihaknya sudah memberikan imbauan kepada pengelola destinasi wisata pantai dan masyarakat untuk tetap berhati-hati. Namun, ia memastikan bahwa tidak ada pantai yang ditutup akibat kemunculan buaya tersebut.
“Saya sudah sampaikan kepada pengelola destinasi wisata pantai, agar berhati-hati. Tapi jangan takut, cuma lebih berhati-hati saja,” kata Ardiwinata.
Pihak Disbudpar juga telah mengeluarkan surat edaran pada Kamis (23/1/2024) terkait lepasnya buaya dari penangkaran di Pulau Bulan, Kecamatan Bulang. Surat tersebut mengimbau pelaku usaha pariwisata di Batam untuk meningkatkan kewaspadaan, khususnya bagi wisatawan yang beraktivitas di air.
Beberapa langkah yang disarankan dalam surat imbauan tersebut antara lain adalah memberikan informasi kepada pengunjung, meningkatkan pengawasan di sekitar area pantai yang berdekatan dengan sungai atau rawa. Serta menjaga jarak aman dari area berisiko tinggi.
“Segera melaporkan kepada pihak berwajib apabila terdapat hewan buaya yang terdeteksi di sekitar area wisata, agar segera dapat ditangani,” pungkas Ardiwinata.
Editor: dr