Bukan Harta, Ini Hakikat Kaya yang Sebenarnya

Ilustrasi uang. (ist)

Telegrapnews.com, Jakarta – Disebutkan pula hadits Abu Hurairah berikut :

Dari Abu Hurairah, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,

”Yang namanya kaya bukanlah dengan memiliki banyak harta.

Akan tetapi yang namanya kaya adalah hati yang selalu merasa cukup.”

(HR. Bukhari no. 6446, Muslim no. 1051, Tirmidzi no. 2373, Ibnu Majah no. 4137).

BACA JUGA:  UNIBA Luluskan 25 Doktor MSDM, Wujudkan Komitmen Cetak SDM Unggul dan Kompetitif

Ghina nafs dalam hadits ini yang dimaksud adalah tidak pernah tamak pada segala hal yang ada pada orang lain.

Dalam hadits di atas terdapat pelajaran dari Ibnu Baththol di mana beliau berkata ketika menjelaskan hadits dalam Shahih Bukhari,

“Yang dimaksud kaya bukanlah dengan banyaknya perbendaharaan harta.

Karena betapa banyak orang yang telah dianugerahi oleh Allah harta malah masih merasa tidak cukup (alias: fakir).

BACA JUGA:  Program Jaksa Masuk Sekolah Kejati Kepri Tingkatkan Kesadaran Hukum Pelajar di Bintan

Ia ingin terus menambah dan menambah. Ia pun tidak ambil peduli dari manakah harta tersebut datang.

Inilah orang yang fakir terhadap harta (tidak merasa cukup dengan harta).

Sikapnya demikian karena niatan jelek dan kerakusannya untuk terus mengumpulkan harta.

Padahal hakikat kaya adalah kaya hati, yaitu seseorang yang merasa cukup dengan yang sedikit yang Allah beri.

BACA JUGA:  Hasil Survei Penilaian Integritas, KPK Dorong Penegakan Antikorupsi dalam PPDB

Ia pun tidak begitu rakus untuk terus menambah.” (***)

Sumber : FB Bimbingan Islam/ tulisan Ustaz Muhammad Abduh Tuasikal hafizahullah.