Telegrapnews.com, Gaza – Juru bicara militer Brigade al Qassam Hamas, Abu Ubaidah, pada Minggu (19/1) mengungkapkan komitmennya untuk menghentikan agresi Israel dan perang genosida terhadap rakyat Palestina.
Pernyataan ini disampaikan setelah gencatan senjata Gaza mulai berlaku. Hal ini sebuah langkah yang dianggap sebagai pencapaian penting dalam perjuangan yang telah berlangsung selama berbulan-bulan.
Abu Ubaidah memberi penghormatan kepada rakyat Gaza, yang menurutnya telah mencatatkan “sebuah epos sejarah” yang akan menjadi tonggak abadi dalam perjuangan Palestina.
Ia juga menyoroti keberhasilan dalam Pertempuran Banjir Al Aqsa, yang memperkenalkan dinamika baru dalam melawan pendudukan Israel. Abu Ubaidah mengungkapkan bahwa dunia kini mengakui entitas pendudukan sebagai dosa terbesar.
Selama pertempuran, faksi-faksi perlawanan bersatu, berjuang bersama di seluruh Gaza meski dalam kondisi yang sangat sulit. Meskipun menghadapi musuh yang didukung oleh kekuatan militer terkuat di dunia, Perlawanan tetap menunjukkan keteguhan dengan persenjataan yang terbatas.
Abu Ubaidah juga memuji kepemimpinan dalam pertempuran tersebut. Dia mencatatkan banyak pemimpin perlawanan sebagai syuhada, termasuk Ismail Haniyeh dan Yahya Sinwar.
Abu Ubaidah menegaskan bahwa perlawanan berusaha untuk mengakhiri perang sesegera mungkin, untuk menghindari lebih banyak korban di kalangan rakyat Palestina.
Setiap Tetes Darah
Ia menyampaikan bahwa setiap tetes darah yang tumpah adalah demi membebaskan tanah dan tempat suci.
Mengenai perjanjian gencatan senjata, Abu Ubaidah menegaskan komitmen mereka untuk mematuhi persyaratan tersebut, dengan syarat bahwa musuh juga mematuhi ketentuan gencatan senjata dan pertukaran yang disepakati. Perlawanan bertekad untuk melindungi kehidupan rakyat Palestina melalui kesepakatan ini.
Dalam pidatonya, Abu Ubaidah menyampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah mendukung perjuangan Perlawanan. Ia memberikan penghormatan khusus kepada Ansar Allah dari Yaman, Hezbollah di Lebanon, serta Iran, Irak, Yordania, dan rakyat di seluruh dunia yang mendukung Gaza.
Ia juga mengapresiasi solidaritas yang ditunjukkan oleh penduduk Jenin di Tepi Barat yang diduduki, yang dianggap sebagai “saudara spiritual Gaza.”
Abu Ubaidah menegaskan bahwa perlawanan Palestina akan terus berlanjut untuk menggagalkan segala upaya penjajah yang ingin mengintegrasikan entitas Zionis ke wilayah tersebut.
Ia menutup pidatonya dengan pesan bahwa “musuh kriminal ini tetap menjadi akar dari semua penderitaan di wilayah ini,” dan berjanji untuk membangun kembali segala yang telah dihancurkan oleh penjajah.
Sumber: tempo
Editor: dr