Golput ‘Menangi’ Pilkada Kota Batam, Partisipasi Pemilih Hanya 46,76 Persen

Golput ‘Menangi’ Pilkada Kota Batam, Partisipasi Pemilih Hanya 46,76 Persen
Zamzami A Karim sebut Golput menangi Pilkada Batam (ist)

Telegrapnews.com, Batam – Rendahnya angka partisipasi warga dalam  Pilkada Kota Batam 2024 menimbulkan ketimpangan yang signifikan dalam persentase kehadiran di Tempat Pemungutan Suara (TPS).

Dari total 899.666 Daftar Pemilih Tetap (DPT), hanya 420.694 pemilih atau sekitar 46,76 persen yang menggunakan hak suara mereka pada Rabu (27/11/2024).

Pengamat politik dari Provinsi Kepulauan Riau, Zamzami A. Karim, menilai kondisi ini menunjukkan fenomena “Golput Menangi Pilkada Kota Batam”.

Baca juga: JPU Tuntut 5 Tahun Penjara Wakil Ketua Peradi Batam Ahmad Rustam Ritonga

Berdasarkan data dari SiGap Kesbangpol Kepri, partisipasi pemilih di Batam bahkan lebih rendah dibandingkan rata-rata partisipasi provinsi yang mencapai 54,4 persen.

BACA JUGA:  Lagi Pangkas Rambut, Buronan Kasus Limbah Rp1,7 M Diringkus di Barbershop Batam

“Partisipasi pemilih di Kota Batam hanya 48,5 persen dari DPT. Angka ini jauh lebih rendah dibandingkan di Natuna yang mencapai 84,1 persen,” ujarnya.

Menurut Zamzami, tingginya angka golput di Batam dipengaruhi oleh berbagai faktor. Termasuk karakteristik demografi penduduk.

Baca juga: Sahabat Walfen Ucapkan Selamat Atas Kemenangan Ansar-Nyanyang di Pilkada Kepri

Faktor-Faktor Penyebab Rendahnya Partisipasi

Zamzami menjelaskan, sebagai kota dengan karakter masyarakat metropolis, ikatan sosial warga Batam cenderung longgar. Hal ini memengaruhi perhatian mereka terhadap isu politik dan Pilkada. Sehingga antusiasme untuk memilih menjadi rendah.

BACA JUGA:  Polisi Ringkus 12 Pelaku Curanmor Modus Patah Stang di Batam, 14 Motor Diamankan

“Karakter metropolis membuat perhatian terhadap Pilkada kurang. Tidak seperti di Natuna atau Anambas yang memiliki ikatan sosial kuat. Sehingga warga lebih termotivasi untuk mempertahankan atau mengganti pemimpin daerah,” katanya.

Selain itu, minimnya mobilisasi warga juga menjadi kendala. Di daerah dengan ikatan sosial yang lebih erat, seperti Natuna, upaya memobilisasi pemilih untuk datang ke TPS lebih efektif dibandingkan di Batam.

Baca juga: Pilkada Serentak 2024 di Lingga Berjalan Aman, Kapolres Ucapkan Terima Kasih pada Semua Pihak

BACA JUGA:  Ini Tujuan Pemko Batam Gelar Rakor Sp4n Lapor

Tantangan ke Depan

Rendahnya angka partisipasi ini menjadi tantangan bagi semua pihak. Terutama penyelenggara pemilu dan para kandidat, untuk meningkatkan kesadaran politik masyarakat.

Strategi komunikasi yang lebih intensif, edukasi pemilih, dan pendekatan yang lebih personal dapat menjadi langkah penting untuk mendorong warga menggunakan hak pilihnya pada pemilu mendatang.

Partisipasi pemilih yang rendah tidak hanya memengaruhi legitimasi hasil Pilkada, tetapi juga menjadi cerminan dari tingkat kepedulian masyarakat terhadap proses demokrasi di daerahnya.

Editor: dr