Hamas Tantang Ancaman Israel: Setiap Eskalasi Bisa Akibatkan Kematian Sandera

Hamas Tantang Ancaman Israel: Setiap Eskalasi Bisa Akibatkan Kematian Sandera
Hamas balik mengancam Israel jika tidak mematuhi kesepakatan gencatan senjata (ilustrasi/afp)

Telegrapnews.com, Gaza – Hamas merespons keras ancaman Israel yang memaksa kelompok perlawanan Palestina itu untuk menerima usulan Amerika Serikat (AS) terkait perpanjangan tahap pertama gencatan senjata di Gaza. Israel sebelumnya mengancam akan kembali melanjutkan perang dalam waktu sekitar satu setengah minggu jika kesepakatan tidak tercapai.

Sebelum ancaman ini, pada Minggu (2/3/2025), Israel telah memblokir masuknya bantuan kemanusiaan ke Gaza. Selain itu, Tel Aviv juga bersiap untuk memutus pasokan air dan listrik, serta melanjutkan serangan militernya di wilayah tersebut paling cepat pekan depan.

Merespons situasi ini, juru bicara Brigade Al-Qassam, sayap bersenjata Hamas, Abu Obeida memperingatkan bahwa setiap peningkatan agresi Israel bisa mengakibatkan kematian sandera Israel yang masih berada dalam tahanan Hamas.

“Setiap eskalasi militer Israel terhadap warga Palestina kemungkinan besar akan berujung pada terbunuhnya sejumlah sandera,” kata Abu Obeida dalam pernyataannya pada Kamis (6/3/2025), dilansir Anews.

BACA JUGA:  Israel Lancarkan Serangan Darat ke Gaza, Ribuan Warga Terjebak di Wilayah Terisolasi

Beberapa waktu lalu, sejumlah sandera Israel yang ditahan Hamas telah dikembalikan ke Tel Aviv dalam kondisi tewas. Hamas mengklaim bahwa sebagian dari mereka justru menjadi korban bombardemen Israel sendiri dalam serangan selama 15 bulan terakhir di Gaza.

Sementara itu, tekanan terus meningkat terhadap Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu. Warga Israel semakin mendesak pemerintahnya untuk segera menyetujui tahap kedua perjanjian gencatan senjata dalam kerangka pertukaran sandera dan tahanan Palestina.

Hamas: Al-Qassam Masih Bisa Membuat IDF Terkapar

Dalam rekaman video yang dirilis pada Jumat (7/3/2025), Abu Obeida kembali menegaskan kesiapan Hamas menghadapi segala kemungkinan perang di masa depan.

“Kami siap menghadapi segala kemungkinan. Perlawanan memiliki sesuatu yang akan merugikan musuh dalam setiap konfrontasi mendatang,” ujar Obeida dalam video yang memperlihatkannya berdiri di samping gambar Masjid Al-Aqsa dan Kubah Batu.

BACA JUGA:  Brigade Al-Qassam Serang Tel Aviv dengan Roket M90, Hamas: Gaza Tidak Sendirian

Ia juga mengutip ayat kesepuluh dari Surat Fatir: “Dan rencana mereka pasti akan gagal.”

Pernyataannya ini menuding Israel berusaha menghindari ketentuan perjanjian gencatan senjata dan mencari legitimasi dari AS untuk kembali melakukan serangan.

Netanyahu sebelumnya telah mengeluarkan ancaman untuk melanjutkan operasi militernya di Gaza. Namun, menurut Abu Obeida, hal itu justru menunjukkan kelemahan dan keputusasaan Israel.

“Ancamannya merupakan tanda kelemahan dan rasa malu. Ini hanya akan mendorong kami untuk kembali menghancurkan apa yang tersisa dari prestisenya,” tambahnya.

Selain itu, ia menegaskan bahwa Israel bertanggung jawab atas nasib para sandera yang mereka tahan.

Bukti Kehidupan Sandera yang Masih Hidup

Abu Obeida juga mengungkap bahwa Hamas masih memiliki bukti kehidupan para sandera Israel yang masih hidup hingga saat ini.

BACA JUGA:  Muhammad Sinwar Diduga sebagai Pemimpin Sayap Militer Hamas di Gaza Setelah Kematian Yahya Sinwar

“Kami memiliki bukti kehidupan hingga hari ini bagi para tawanan yang masih hidup. Namun, ancaman perang dari musuh hanya akan mendatangkan kekecewaan bagi mereka dan tidak akan berujung pada pembebasan tawanan mereka,” ujarnya.

Ia menuding Israel lebih mementingkan kepentingan politik daripada nyawa rakyatnya sendiri.

Selain itu, Hamas juga berterima kasih kepada kelompok Ansarallah di Yaman yang terus mendukung perjuangan Palestina. Ansarallah bahkan menyatakan kesiapan mereka untuk bertindak jika Israel melanggar perjanjian yang telah disepakati.

Mengakhiri pernyataannya, Abu Obeida menyampaikan pesan kepada dunia Muslim menjelang bulan suci Ramadan, mendesak mereka untuk bertindak dalam membela Palestina.

“Bangsa Islam tidak akan bangkit dan tidak akan memiliki kedudukan di antara bangsa-bangsa lain hingga tanah suci ini dibersihkan dari kotoran para penjajah,” tutupnya.

Editor: dr