More

    Harga Daging Beku di Batam Tembus Rp120 Ribu! Warga Menjerit

    Telegrapnews.com, Batam – Harga daging beku di Kota Batam melonjak tajam menjadi Rp120 ribu per kilogram! Padahal biasanya harga berkisar Rp 80 ribu-Rp 90 ribu per kilogram.

    Kenaikan drastis ini membuat masyarakat terkejut dan resah, terlebih menjelang masa-masa konsumsi tinggi seperti tahun ajaran baru dan hari-hari besar keagamaan.

    Kabar mengejutkan ini langsung ditanggapi serius oleh Pemerintah Kota Batam. Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Batam, Gustian Riau, mengungkapkan pihaknya bakal menggelar rapat darurat bersama distributor bahan pokok demi membahas krisis harga yang mengancam kantong warga.

    BACA JUGA:  Pemko Batam Raih Penghargaan Daerah Terinovatif di IGA 2024 Kategori Daerah Perbatasan

    “Besok kami rapatkan bersama unsur pemerintah dan distributor mengenai stok sembako dan harga. Kami belum tahu kendalanya apa saja,” ujar Gustian, Minggu (14/7).

    Tak hanya pemerintah, Asosiasi Distributor Bahan Pokok Batam juga angkat bicara. Ketua asosiasi, Ariyanto, menyebut lonjakan harga ini memang terjadi di tingkat distributor. Namun penyebab pastinya belum diketahui.

    BACA JUGA:  Tangis Pecah di RS Aini! Kebakaran Kapal Tanker PT ASL Batam Renggut 4 Nyawa, Ini Identitas Korban

    “Dari kami memang ada kenaikan harga. Tapi besok baru bisa kami sampaikan seusai rapat,” ungkapnya.

    Padahal, sebelumnya harga daging beku hanya berada di kisaran Rp85 ribu hingga Rp90 ribu per kilogram. Kenaikan menjadi Rp120 ribu jelas membuat banyak pihak bertanya-tanya, apalagi angka ini disebut “tidak wajar dan di luar kebiasaan.”

    BACA JUGA:  Usai Kantor BP Batam, Polisi Geledah Dua Rumah Pejabat Terkait Kasus Korupsi Proyek Dermaga Batu Ampar

    Daging beku yang dijual di Batam sebagian besar diimpor dari Australia dan Selandia Baru, melalui jalur distribusi transit di Singapura. Artinya, sedikit saja gangguan dari negara asal atau negara transit bisa memicu efek domino yang mengguncang harga di pasar lokal.

    “Kalau pabrik di sana naikkan harga, kami ikut naik. Kalau turun, ya kami juga turun. Jadi fluktuasinya tergantung dari sumber,” jelas Ariyanto.

    Editor: dr

    Baca berita lainnya

    Leave a reply

    Silakan masukkan komentar anda!
    Silakan masukkan nama Anda di sini