Harga Daging Beku di Batam Tembus Rp120 Ribu! Warga Menjerit

Harga Daging Beku di Batam Tembus Rp120 Ribu! Warga Menjerit
Harga daging beku naik di Batam dari harga Rp90 ribu menjadi Rp 120 ribu per kilogram (ilustrasi)

Telegrapnews.com, Batam – Harga daging beku di Kota Batam melonjak tajam menjadi Rp120 ribu per kilogram! Padahal biasanya harga berkisar Rp 80 ribu-Rp 90 ribu per kilogram.

Kenaikan drastis ini membuat masyarakat terkejut dan resah, terlebih menjelang masa-masa konsumsi tinggi seperti tahun ajaran baru dan hari-hari besar keagamaan.

Kabar mengejutkan ini langsung ditanggapi serius oleh Pemerintah Kota Batam. Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Batam, Gustian Riau, mengungkapkan pihaknya bakal menggelar rapat darurat bersama distributor bahan pokok demi membahas krisis harga yang mengancam kantong warga.

BACA JUGA:  Pemerintah Rayu Boeing Investasi, Tawarkan Batam dan Bintan untuk Bangun Pabrik dan Pusat Pelatihan

“Besok kami rapatkan bersama unsur pemerintah dan distributor mengenai stok sembako dan harga. Kami belum tahu kendalanya apa saja,” ujar Gustian, Minggu (14/7).

Tak hanya pemerintah, Asosiasi Distributor Bahan Pokok Batam juga angkat bicara. Ketua asosiasi, Ariyanto, menyebut lonjakan harga ini memang terjadi di tingkat distributor. Namun penyebab pastinya belum diketahui.

BACA JUGA:  Efek Trump, Harga Emas Tembus Level Tertinggi dalam Tiga Bulan, Didukung Pelemahan Dolar AS

“Dari kami memang ada kenaikan harga. Tapi besok baru bisa kami sampaikan seusai rapat,” ungkapnya.

Padahal, sebelumnya harga daging beku hanya berada di kisaran Rp85 ribu hingga Rp90 ribu per kilogram. Kenaikan menjadi Rp120 ribu jelas membuat banyak pihak bertanya-tanya, apalagi angka ini disebut “tidak wajar dan di luar kebiasaan.”

BACA JUGA:  Ombudsman Kepri Soroti Pengelolaan Sampah di Batam, Sebut Masih Jauh dari Optimal

Daging beku yang dijual di Batam sebagian besar diimpor dari Australia dan Selandia Baru, melalui jalur distribusi transit di Singapura. Artinya, sedikit saja gangguan dari negara asal atau negara transit bisa memicu efek domino yang mengguncang harga di pasar lokal.

“Kalau pabrik di sana naikkan harga, kami ikut naik. Kalau turun, ya kami juga turun. Jadi fluktuasinya tergantung dari sumber,” jelas Ariyanto.

Editor: dr