Hari Kedua Penertiban Kampung Tower Tembesi: Negosiasi Masih Dibuka Hingga 3 Hari

Hari Kedua Penertiban Kampung Tower Tembesi: Negosiasi Masih Dibuka Hingga 3 Hari
Proses penertiban kampung Tembesi Tower Sagulung, Batam terus berlanjut (ist)

Telegrapnews.com, Batam – Penertiban lahan Kampung Tower Tembesi, Sagulung, yang dilakukan oleh PT Tanjung Piayu Makmur (TPM) bersama Tim Terpadu Kota Batam memasuki hari kedua dengan suasana aman dan kondusif. Tim terlihat sibuk membantu warga mengemasi barang-barang mereka selama proses penertiban.

Warga yang masih menempati lahan PT TPM terus berdatangan ke Posko TPM untuk melakukan pendataan terkait kompensasi yang ditawarkan.

PT TPM menyediakan subsidi biaya kontrak rumah sebesar Rp1 juta per kepala keluarga (KK) per bulan selama tiga bulan. Subsidi khusus bagi warga yang berdomisili di Tembesi Tower.

BACA JUGA:  Perkumpulan Selingsing Batam Dukung Amsakar-Li Claudia di Pilkada Batam 2024

Eka Teguh Kurniawan, Koordinator Tim Pembebasan PT TPM, mengungkapkan bahwa pada hari pertama penertiban, sekitar 80 KK telah hadir untuk proses negosiasi dan pengambilan subsidi. Namun, karena keterbatasan waktu, hanya 60 KK yang dapat dilayani.

Hingga pukul 12.00 WIB pada Kamis ini, sudah 50 nomor antrean yang diproses. Diperkirakan total negosiasi akan mencapai 150 KK atau sekitar 80 persen dari total 184 KK.

BACA JUGA:  Kisah Pilu Warga Tembesi Tower: Dari Banjir yang Tiada Henti ke Penggusuran yang Menghancurkan

“Kami tetap memberikan subsidi kontrakan sebesar Rp1 juta per bulan selama tiga bulan. Bagi warga yang belum datang, kami masih membuka posko negosiasi hingga tiga hari ke depan,” jelas Eka.

Ia menambahkan bahwa PT TPM juga menyediakan fasilitas lori gratis untuk membantu warga memindahkan barang-barang mereka ke lokasi baru.

“Kami siap membantu pengangkutan ke mana pun warga pindah,” ujarnya.

BACA JUGA:  PT Tanjung Piayu Makmur Gelar Sholat Jumat Perdana Bersama Warga Relokasi Tembesi Tower di Masjid Al-Ghofur

Eka menilai keterbukaan PT TPM dalam proses negosiasi selama penertiban merupakan langkah yang jarang terjadi di Batam.

“Ini luar biasa, proses negosiasi tetap terbuka bahkan saat penertiban sedang berlangsung,” katanya. Dia memuji kebijakan perusahaan yang tetap memprioritaskan dialog dan solusi damai bagi warga terdampak.

Editor: dr