Heboh Beras Oplosan! Warga Batam Cemas, Polda Kepri Buka Suara soal Dugaan Beras Beracun dari Batam

Heboh Beras Oplosan! Warga Batam Cemas, Polda Kepri Buka Suara soal Dugaan Beras Beracun dari Batam
Polda Kepri telah menguji sampel beras yang beredar di pasaran Batam (ist)

Telegrapnews.com, Batam – Isu beras oplosan yang menggemparkan sejumlah wilayah di Indonesia, ikut membuat masyarakat Batam, Kepulauan Riau, dilanda kecemasan. Kekhawatiran memuncak setelah muncul kabar yang menyebut Batam menjadi asal usul beras oplosan yang beredar di pasaran.

Linda, warga Tiban, mengaku resah dengan pemberitaan yang terus bergulir terkait beras oplosan. Apalagi beras oplosan disebut-sebut dapat menimbulkan penyakit serius bagi konsumen.

“Di Batam seperti apa. Karena warga juga butuh kepastian informasi. Jangan sampai tenang-tenang saja, ternyata banyak yang dioplos,” ujarnya dengan nada khawatir.

Menanggapi keresahan ini, Kasubdit I Indag Ditreskrimsus Polda Kepri, AKBP Ruslaeni, langsung angkat bicara.

BACA JUGA:  Razia Tempat Hiburan Malam di Batam, Puluhan Miras Ilegal Disita

Ia menegaskan bahwa Batam bukanlah daerah penghasil beras, melainkan hanya sebagai wilayah distribusi.

Untuk menjawab keresahan publik, pihaknya telah mengambil sejumlah sampel beras dari pasar-pasar tradisional, swalayan, hingga gudang distributor di Batam.

“Hasil resmi uji laboratorium memang belum keluar. Tapi secara kasat mata saja, kami melihat jelas perbedaan antara beras SPHP milik Bulog dengan jenis beras premium. Tidak ada indikasi pencampuran atau oplosan,” tegasnya.

Ruslaeni juga membantah keras tuduhan yang menyebut Batam sebagai pemasok beras oplosan ke Kepri. Ia menyatakan bahwa tudingan tersebut tidak berdasar dan tidak ditemukan bukti di lapangan.

BACA JUGA:  JMSI dan Polda Kepri Ajak Pelajar SMAN 4 Karimun Cegah Bahaya Narkoba Melalui Tulisan

“Beras-beras yang disebut di media sosial itu juga tidak berasal dari Batam. Kami bisa lihat dari kemasan dan distribusinya,” tambahnya.

Adapun sampel beras yang diperiksa berasal dari merek ternama seperti:

Anak Ajaib (PT Rintis Sejahtera Makmur)

Pohon Cemara (PT Karya Usaha Pangan)

Minang Raya dan Jawa Raya Premium (PT Usaha Kiat Permata)

serta beras SPHP dari Perum Bulog.

Semua sampel telah dikirim ke PT Mutu Agung Lestari Tbk untuk diuji secara menyeluruh. Hasil uji laboratorium diperkirakan keluar dalam waktu maksimal dua minggu. Namun, Polda Kepri berjanji akan menyampaikan hasilnya lebih cepat bila memungkinkan, guna meredam keresahan warga.

BACA JUGA:  Memperingati May Day 2025, Polda Kepri Tanam 1.000 Pohon Mangrove untuk Lingkungan dan Solidaritas Sosial!

Tak hanya itu, Satgas Pangan Polda Kepri juga telah melakukan sidak ke berbagai titik di Batam serta tujuh kabupaten/kota lainnya. Pemeriksaan bahkan mencakup merek-merek lain seperti Harumas, Dunia Kijang Super, Wan Lixiang, Royal Banana, dan Uni Minang.

“Langkah ini untuk memberikan rasa aman kepada masyarakat bahwa beras yang dikonsumsi di Kepri aman, sehat, dan tidak dimanipulasi,” pungkas Ruslaeni.

Editor: jd