Israel Ultimatum Hamas: Bebaskan Sandera atau Perang Meletus Kembali, Hamas Tidak Gentar

Israel Ultimatum Hamas: Bebaskan Sandera atau Perang Meletus Kembali, Hamas Tidak Gentar
Israel ancam Hamas akan perang kembali jika tahanan tidak dibebaskan (reuters)

Telegrapnews.com, Gaza – Konflik antara Israel dan Hamas kembali memanas setelah Israel mengeluarkan ultimatum keras terkait pembebasan sandera. Pemerintah Israel mengancam akan membatalkan gencatan senjata dan melancarkan serangan baru jika Hamas tidak membebaskan lebih banyak sandera sebelum tenggat waktu pada Sabtu (15/2/2025).

Ultimatum ini muncul setelah Hamas mengumumkan penghentian sementara pembebasan sandera, dengan alasan Israel melanggar kesepakatan gencatan senjata yang sedang berlangsung. Akibatnya, prospek perpanjangan gencatan senjata di Gaza kini berada di ambang kehancuran.

Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, menegaskan bahwa tidak ada pilihan lain jika Hamas tidak memenuhi tuntutan Israel.

“Jika Hamas menghentikan pembebasan sandera, maka tidak ada gencatan senjata, yang ada hanya perang,” ujar Katz, dikutip dari Reuters.

BACA JUGA:  Mantan Presiden Filipina Rodrigo Duterte Ditangkap di Manila atas Surat Perintah ICC

Ia juga memperingatkan bahwa perang yang akan datang akan memiliki intensitas lebih besar dan selaras dengan “visi Trump untuk Gaza.”

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, turut memperkeruh situasi dengan pernyataan kerasnya.

“Jika Hamas tidak membebaskan semua sandera pada Sabtu besok, Gaza akan menjadi neraka,” tegasnya.

Hamas Tak Gentar, Jihad Islam Siap Bertindak

Juru bicara Hamas, Hazaem Qassem, menegaskan bahwa kelompoknya tidak akan tunduk pada tekanan Israel dan AS.

“Hamas tidak akan menerima bahasa ancaman Amerika dan Israel,” katanya dalam sebuah pernyataan.

BACA JUGA:  Lebih dari 300.000 Warga Palestina Kembali ke Gaza Utara Pasca Gencatan Senjata dengan Israel

Ia juga mengungkapkan bahwa negosiasi sedang berlangsung dengan negara-negara mediator untuk menyelamatkan kesepakatan gencatan senjata.

Di sisi lain, kelompok Jihad Islam yang juga menyandera warga Israel menegaskan bahwa nasib para sandera tergantung pada tindakan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu.

“Satu-satunya cara untuk membebaskan sandera dan mengembalikan stabilitas adalah melalui kesepakatan pertukaran,” ujar juru bicara kelompok itu di Telegram.

Sementara itu, militer Israel telah mengumumkan pengerahan pasukan tambahan ke wilayah selatan dekat Gaza, termasuk memobilisasi pasukan cadangan, sebagai langkah antisipasi eskalasi perang.

Houthi Ancam Israel, Siap Luncurkan Serangan Baru

Situasi semakin kompleks dengan ancaman dari kelompok Houthi di Yaman, yang menyatakan kesiapannya untuk meningkatkan serangan terhadap Israel jika serangan di Gaza kembali dimulai.

BACA JUGA:  Los Angeles Membara, 10 Tewas dan 180.000 Mengungsi, Rumah Mewah Jadi Abu Akibat Badai Api

“Kami siap untuk segera meningkatkan serangan terhadap musuh Israel jika mereka kembali meningkatkan serangan di Jalur Gaza,” ujar pemimpin Houthi, Abdulmalik al-Houthi, seperti dikutip dari Al Arabiya.

Sebelumnya, kelompok Houthi telah menyerang kapal-kapal Israel dan kapal-kapal lain di Laut Merah, mengganggu jalur pelayaran global sebagai bentuk solidaritas terhadap Palestina.

Dengan meningkatnya ketegangan dan ancaman dari berbagai pihak, Timur Tengah kini berada di titik kritis yang dapat memicu perang yang lebih luas dan berdampak global.

Editor: dr