Telegrapnews.com, Batam – Dunia jurnalistik Indonesia kehilangan salah satu tokoh terbaiknya, Atmakusumah Astraatmadja, yang meninggal dunia pada 2 Januari 2025.
Sepanjang hidupnya, Pak Atma—begitu sapaan akrabnya—telah mendedikasikan diri pada dunia pers, pendidikan jurnalistik, dan perjuangan kemerdekaan pers di Indonesia.
Karier jurnalistik Atmakusumah dimulai pada usia 20-an di harian Indonesia Raya pada era 1950-an. Ia kembali menjadi redaktur pelaksana saat harian tersebut terbit kembali pada tahun 1968. Hingga akhirnya dibredel oleh Pemerintah Orde Baru pada 1974 akibat pemberitaan terkait Malapetaka 15 Januari (Malari).
Selain di dunia pers, Atmakusumah juga pernah berkarier sebagai koresponden di Press Indonesia Agency (PIA) pada 1960, yang kemudian bergabung dengan Kantor Berita Antara pada 1962. Saat kembali ke Jakarta, ia menjabat Ketua Serikat Sekerja ANTARA pada 1966-1968.
Pak Atma juga dikenal sebagai komentator isu dalam dan luar negeri di berbagai platform. Termasuk RRI, Radio Australia (ABC), dan Deutsche Welle. Kariernya di ranah internasional berlanjut sebagai asisten pers dan spesialis di United States Information Service (USIS) pada 1974-1992.
Semangatnya dalam pendidikan jurnalistik dan hubungan masyarakat semakin tercurahkan saat bergabung dengan Lembaga Pers Dokter Soetomo (LPDS).
Ia menjabat sebagai Direktur Eksekutif LPDS dari 1993 hingga 2002. Hingga akhir hayatnya, ia masih aktif berbagi ilmu melalui kanal “Atma Menjawab” di situs resmi LPDS.
Penulis Buku
Sebagai penulis, Atmakusumah telah menghasilkan dan menyunting belasan buku. Termasuk Tahta untuk Rakyat, yang menceritakan kisah Sultan Hamengku Buwono IX.
Prestasinya yang luar biasa mengantarkan Atmakusumah meraih Anugerah Ramon Magsaysay pada 31 Agustus 2000 untuk kategori Jurnalisme, Sastra, dan Seni Komunikasi Kreatif.
Penghargaan
Ia juga menerima sejumlah penghargaan, seperti Kartu Pers Nomor Satu dari komunitas Hari Pers Nasional (HPN) 2010. Lalu, Medali Emas Kemerdekaan Pers HPN 2011, dan Anugerah Pengabdian Sepanjang Hayat dari Dewan Pers pada 2023.
Lahir pada 20 Oktober 1938 di Labuan, Banten, Atmakusumah berasal dari keluarga Joenoes Astraatmadja, seorang pejabat pemerintah.
Bersama istrinya, Sri Rumiati, ia dikaruniai tiga putra: Kresnahutama (produser film), Rama Ardana (produser film dan penyunting buku), dan Tri Laksmana (doktor astrofisika partikel).
Atmakusumah tidak hanya meninggalkan jejak pada dunia jurnalistik tetapi juga pada perjuangan untuk kebebasan pers dan pendidikan generasi baru wartawan. Selamat jalan, Pak Atma, semoga karya dan pengabdianmu selalu dikenang.
Sumber: berbagai sumber
Editor: dr