
Telegrapnews, Tanjungpinang – Event akbar Kemilau Nusantara Kepri 2025 yang semula dijadwalkan berlangsung pada 29–30 Agustus 2025, resmi diundur menjadi 7 September 2025.
Kepala Dinas Pariwisata Kepri, Hasan, menjelaskan keputusan ini diambil karena adanya penyesuaian kondisi sekaligus bentuk penghormatan kepada warga sekitar lokasi yang tengah berduka.
“Diundur menjadi 7 September 2025 karena ada penyesuaian kondisi serta untuk menghormati warga sekitar lokasi yang tengah berduka,” ungkap Hasan, Rabu (27/8/2025).
Meski jadwal bergeser, ia memastikan konsep acara tetap sama, yakni menghadirkan suguhan spektakuler seni budaya Nusantara berpadu dengan konser musik megah.
Puncak Penutup Semarak Kemerdekaan
Event ini akan digelar di Pelataran Jalan Merdeka, Kota Tanjungpinang, dan menjadi penutup rangkaian peringatan HUT ke-80 Kemerdekaan RI.
Kemilau Nusantara Kepri 2025 akan menyuguhkan pentas budaya, tari tradisional, musik etnik, hingga parade busana Nusantara. Tak hanya itu, atraksi laser mapping 3D yang menampilkan ikon wisata Kepri juga bakal memukau ribuan penonton.
Di panggung utama, sejumlah bintang tamu siap mengguncang Tanjungpinang, mulai dari IPanK (pelantun “Rantau Pa Jauh”), Samudra Ensemble, Toples Band, hingga DJ Alfiandi.
Kolaborasi Multikultural dan Promosi Wisata Kepri
Hasan menegaskan, Kemilau Nusantara Kepri bukan hanya hiburan, tapi juga etalase budaya dan daya tarik pariwisata daerah.
“Event ini sebagai wujud komitmen Pemprov Kepri dalam mendukung pariwisata regeneratif, memperkuat keberagaman, dan menjadikan Kepri sebagai destinasi wisata budaya unggulan,” katanya.
Kegiatan ini merupakan hasil kolaborasi Dinas Pariwisata Kepri bersama Dewan Pengurus Provinsi Ikatan Tionghoa Muda (ITM), yang menunjukkan semangat kebersamaan, toleransi, dan kekuatan Kepri sebagai daerah multikultural.
Event Spektakuler yang Ditunggu-Tunggu
Dengan kombinasi seni budaya, teknologi modern, dan konser musik megah, Kemilau Nusantara Kepri 2025 diyakini akan menjadi ikon baru pariwisata budaya Tanjungpinang.
“Ini bukan sekadar hiburan, tapi ruang pertemuan budaya yang mempererat persaudaraan dan menjadi kebanggaan masyarakat Kepri,” tutup Hasan.
Editor: dr