Telegrapnews.com, Batam – Lembaga Adat Melayu (LAM) Kepulauan Riau (Kepri) Kota Batam menegaskan komitmennya untuk tetap berdiri bersama masyarakat Pulau Rempang yang saat ini tengah berjuang mempertahankan ruang hidup dan jejak budaya Melayu di kampung mereka.
Ketua Umum LAM Kepri Kota Batam, YM. Raja Haji Muhamad Amin, menyatakan bahwa bentuk nyata dari keberpihakan tersebut adalah dengan tidak ikut serta dalam Tim Terpadu Penanganan Dampak Sosial Kemasyarakatan dalam rangka Penyediaan Tanah untuk Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Rempang Eco-City.
“Kami tegaskan bahwa LAM Kepri Kota Batam bersama masyarakat Pulau Rempang,” ujar Raja Haji Muhamad Amin, dalam pernyataan resminya, Selasa (15/4/2025).
Penegasan ini sekaligus membantah isu keterlibatan LAM Batam dalam rencana penggusuran atau penertiban kawasan Rempang yang direncanakan berlangsung pada Kamis (17/4/2025).
LAM Batam Turun ke Rempang
Raja Haji Muhamad Amin menambahkan, LAM Kepri Kota Batam sebelumnya telah turun langsung ke Pulau Rempang untuk menyampaikan dukungan kepada masyarakat. Kehadiran tersebut menjadi simbol bahwa lembaga adat tertua di Batam ini memegang teguh komitmen dalam menjaga kelestarian Adat dan Budaya Melayu.
“LAM Kepri Kota Batam juga telah berulang kali menyatakan sikap dan mengutuk keras segala bentuk kekerasan yang menimpa masyarakat Rempang beberapa waktu lalu,” tegasnya.
Pihaknya juga mendesak agar pemerintah mencabut status tersangka yang dikenakan kepada tiga warga Rempang, termasuk salah satunya adalah Nek Awe (Siti Hawa), seorang tokoh perempuan sepuh yang menjadi simbol perjuangan warga.
Lebih jauh, LAM Kepri Kota Batam mendorong pemerintah agar membuka ruang dialog dan mendengarkan secara sungguh-sungguh apa yang menjadi aspirasi masyarakat Rempang.
Menurut Raja Haji Muhamad Amin, pendekatan yang mengedepankan kearifan lokal akan jauh lebih produktif dan mampu mencegah konflik yang berlarut.
“Kami berharap semua pihak, terutama pemerintah, dapat bijaksana dalam menyikapi persoalan ini agar tidak menghadirkan kondisi yang kontra produktif,” pungkasnya.
Dengan pernyataan ini, LAM Kepri Kota Batam memperkuat posisinya sebagai penjaga nilai-nilai budaya Melayu sekaligus pelindung hak-hak masyarakat adat di tengah pesatnya pembangunan.
Editor: dr