Telegrapnews.com, Batam – PT. Air Batam Hilir (ABH) menginformasikan bahwa pihaknya melakukan penghentian suplai air dari Instalasi Pengolahan Air (IPA) Sei Harapan.
Alasannya, IPA ini tidak mampu mengolah air baku dari waduk Sungai Harapan seiring intensitas hujan yang mempengaruhi kualitas air di Waduk itu. Tindakan ini sesuatu yang sangat memalukan dan belum pernah terjadi dalam sejarah Batam.
“Ini tindakan yang sangat memalukan. PT. Air Batam Hilir dan PT Air Batam Hulu tidak mampu mengolah air baku lalu menghentikan suplai air ke pelanggan,” kata Tri Depae, pengamat pelayanan publik, yang juga berpengalaman belasan tahun di perusahaan SPAM, kepada Telegrapnews, Selasa (14/1/2025).
Dampak dari tindakan ketidakmampuan PT. Air Batam Hulu, sebagai operator produksi di IPA Sungai Harapan, mengakibatkan suplai air terhenti total ke puluhan ribu pelanggan, baik rumah tangga, perusahaan industri, rumah sakit, kantor pemerintah, pelabuhan dan lainnya.
ABH dalam pemberitahuannya menyampaikan daerah yang terdampak adalah Perumahan penduduk di seputaran Patam Lestari, CGM, Woodland, Akasia Patam, Kawasan Industri Sekupang sekitarnya, Pelabuhan Sekupang, Rumah Sakit BP Batam.
Juga pelanggan di bilangan Tanjung Riau seperti Pondok Pratiwi, Citra Permata dan lainnya. Juga pelanggan di bilangan Kartini, Komplek Wijaya, Tiban Nirwana, Mentarau, Rhabayu, Kavling Tiban 2-3, Masyeba Permai, Delta Villa, Green Boulevard, Tiban Koperasi, Tiban Housing, Tiban Bukit Permai, Irene, Tiban Palem dan sekitarnya.
“Air Batam Hilir menginformasikan dampak gangguan pada sistem produksi di instalasi pengolahan air minum Sei Harapan akibat penurunan secara drastis kualitas air baku yang disebabkan oleh intensitas hujan tinggi di area daerah tangkapan air waduk Sei Harapan. Saat ini perbaikan masih dalam proses,” demikian pemberitahuan ABH, dalam pemberitahuaannya.
Direktur Badan Usaha (BU) Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) BP Batam, Denny Tondano belum menjawab Telegrapnews terkait ketidakprofesionalan PT ABHi & ABHu yang menghentikan suplai air dengan mendadak ini akibat ketidakmampuan perusahaan operator tersebut.
Ini menjadi sejarah buruk bagi Batam dan belum pernah terjadi di 25 tahun operator lama yaitu saat PT. Adhya Tirta Batam (ATB) mengelola air di Batam.
Denny Tondano yang dihubungi beberapa kali melalui sambungan telepon belum merespon. Juga saat dikirimkan pesan Whatsapp untuk mengkonfirmasi terkait peristiwa tersebut, belum dijawab.
Sejarah Moya di Batam
Seperti diketahui, sejak November 2020 lalu, BP Batam mengalihkan pengelolaan SPAM Batam dari ATB ke Moya Indonesia, dengan phase peralihan. Dan, tepat pada 2021, Moya Indonesia dan PP resmi ditetapkan sebagai operator baru SPAM Batam menggantikan ATB.
Moya dan PP selanjutnya membentuk perusahaan PT Air Batam Hilir untuk operator di sistem distribusi dan pelayanan pelanggan, dan PT. Air Batam Hulu untuk operator sistem produksi.
Publik Batam ketika itu meragukan kemampuan PT. Moya Indonesia yang ditunjuk BP Batam sebagai operator SPAM di Batam menggantikan ATB yang sudah berpengalaman selama 25 tahun Perusahaan Air Minum (PAM) di Batam. Hal itu, apalagi PT. ATB sendiri dikenal sebagai perusahaan air minum terbaik di Indonesia oleh organisasi perusahaan air minum Indonesia.
Dalam kiprahnya di Batam, ATB menjadi tempat studi banding perusahaan-perusahaan di Indonesia mulai dari Perusahaan Dareah Air Minum (PDAM) di Papua, Sulawesi, Kalimantan, Jawa dan Sumatera dari Lampung hingga ke Aceh.
Namun saat mengikuti tender untuk kontrak baru pengelolaan air di Batam, secara mengejutkan, BP Batam menunjuk PT Moya Indonesia dan PP sebagai pemenang lelang.
Penulis : LCM
Editor. : MS