Muhammad Rudi Kembalikan Nama Flyover Laksamana Ladi ke Flyover Sungai Ladi

Muhammad Rudi Kembalikan Nama Flyover Laksamana Ladi ke Flyover Sungai Ladi
Setelah diprotes banyak pihak, akhirnya Kepala BP Batam mengembalikan nama flyover Laksamana Ladi ke Flyover Sungai Ladi (foto dr)

Telegrapnews.com, Batam – Kepala BP Batam, Muhammad Rudi, akhirnya memutuskan untuk mengembalikan nama Flyover Laksamana Ladi ke nama semula, Flyover Sungai Ladi. Keputusan ini diambil setelah munculnya polemik di tengah masyarakat terkait penamaan flyover yang diresmikan pada 31 Desember 2024 tersebut.

“Flyover dengan panjang 120 meter dan lebar 10,5 meter ini ke depannya akan bernama ‘Flyover Sungai Ladi’,” ujar Rudi saat memberikan pernyataan resmi, Kamis (2/1/2025).

BACA JUGA:  Jumlah Penumpang Domestik di Batam Turun Drastis, Tapi Internasional Melejit Tajam! Ini Penjelasan BPS

Rudi menyebut, keputusan ini diambil setelah mempertimbangkan masukan dari berbagai tokoh dan tetua masyarakat. Ia juga menyampaikan permohonan maaf atas polemik yang sempat terjadi.

“Pertama-tama, saya memohon maaf atas apa yang telah terjadi. Saya juga mengucapkan ribuan terima kasih kepada seluruh elemen masyarakat Batam yang telah mendukung pembangunan Flyover Sungai Ladi,” ungkapnya.

BACA JUGA:  27 Jadwal Ferry Batam–Johor Terbaru Juli 2025: Harga Tiket, Waktu Tempuh, dan Rute Lengkap

Terlepas dari kontroversi soal nama, Rudi memastikan bahwa Flyover Sungai Ladi akan tetap menjadi identitas Kota Batam. Flyover ini diharapkan mampu meningkatkan mobilitas masyarakat, mengurai kemacetan, serta mendukung infrastruktur investasi di Batam.

“Saya berharap keputusan ini dapat diterima oleh semua pihak guna menjaga situasi kondusif Batam yang kita cintai,” tambah Rudi.

Sebelumnya, penamaan flyover ini dengan nama Laksamana Ladi sempat menuai kontroversi. Nama Laksamana Ladi disebut sebagai tokoh penguasa lautan di wilayah Melayu (Riau).

BACA JUGA:  Abrasi Laut Melanda Pesisir Pulau Karas, Batam: Masyarakat Desak Tanggul Pengaman Dibangun

Namun, banyak masyarakat dan sejarawan yang mempertanyakan validitas historis nama tersebut karena tidak ditemukan dalam dokumen atau literatur sejarah Melayu, termasuk hikayat rakyat setempat.

Keputusan pengembalian nama flyover ini menjadi langkah Rudi untuk meredam polemik sekaligus memperkuat keharmonisan masyarakat Batam.

Editor: dr