
Telegrapnews.com, Batam — Insiden penyerangan yang melibatkan puluhan orang tidak dikenal (OTK) terjadi di dua kampung di Pulau Rempang, Kecamatan Galang, pada Selasa (17/12) malam.
Penyerangan ini diduga berkaitan dengan pencabutan spanduk penolakan terhadap Proyek Strategis Nasional (PSN) Rempang Eco-City yang dilakukan oleh empat pria yang diduga merupakan pekerja PT Makmur Elok Graha (MEG).
Aksi pencabutan spanduk tersebut diketahui warga Kampung Sembulang Hulu saat mereka sedang berjaga di posko sekitar pukul 21.00 WIB.
Baca juga: LAM Batam Kecam Kekerasan di Rempang, Desak Tinjau Kembali Proyek Rempang Eco City
Warga yang melihat aksi itu langsung mengejar para pelaku, yang berusaha melarikan diri hingga ke hutan. Salah satu pelaku, yang berinisial R, terjatuh ke jurang dan diamankan oleh warga.
“Ini buntut dari intimidasi yang sudah berulang kali terjadi. Posko dan spanduk adalah cara kami mempertahankan kampung dari proyek ini. Setiap malam sejak satu tahun belakang, warga selalu standby di posko dan melakukan patroli demi keamanan kampung masing-masing,” kata Wadi, warga Kampung Sembulang Hulu.
Mediasi Gagal
Setelah pelaku R diamankan, petugas Kepolisian Polsek Galang dan TNI mendatangi posko Sembulang Hulu untuk menjemput R. Namun, warga mengajukan beberapa tuntutan yang harus disepakati oleh PT MEG sebagai syarat kesepakatan. Mediasi yang dilakukan pihak Kepolisian dan TNI pun tidak membuahkan hasil.
Baca juga: Kampung Sembulang Rempang Diserang, Diduga Melibatkan Oknum Suruhan PT MEG
Sekitar pukul 00.15 WIB, Rabu dinihari, sekitar puluhan orang yang membawa senjata tajam menyerang posko menggunakan truk bak terbuka dan motor.
Para penyerang menghancurkan posko, membubarkan warga yang sedang berjaga, serta melukai delapan orang, termasuk anak-anak. Penyerangan juga meluas ke posko Dapur 3 di Kampung Sei Buluh, merusak properti warga dan beberapa spanduk, termasuk yang bergambar Presiden RI Prabowo Subianto dan Jenderal Sudirman.
“Motor kami hancur, posko kami juga dihancurkan, dan anak-anak ikut jadi korban. Kami lari untuk menyelamatkan diri,” ungkap salah satu warga yang terkena dampak serangan.
Korban luka-luka tercatat sebanyak enam orang dari pihak warga, sementara satu korban dari pihak PT MEG saat ini dirawat secara intensif. Meski situasi di lokasi kini cukup aman, beberapa anak setempat mengaku trauma dan enggan keluar rumah saat malam hari.
Pihak berwenang masih terus melakukan penyelidikan terhadap insiden ini. Sementara masyarakat menunggu langkah konkret untuk memastikan keamanan dan penyelesaian konflik terkait proyek Rempang Eco-City.
Editor: dr