Perceraian Usia Pernikahan 5 Tahun, Tinggi di Batam: Kemenag Lakukan Ini

Perceraian Usia Pernikahan 5 Tahun, Tinggi di Batam: Kemenag Lakukan Ini
Angka perceraian pada perikahan dibawah lima tahun, tinggi di Batam (ilustrasi)

Telegrapnews.com, Batam – Data dari Kementerian Agama (Kemenag) Kota Batam dan Pengadilan Agama menunjukkan bahwa pasangan dengan usia pernikahan di bawah lima tahun memiliki risiko perceraian yang tinggi.

Untuk menekan angka perceraian, Kemenag Batam kini mengambil langkah proaktif dengan memperkuat program bimbingan pranikah bagi calon pengantin.

Kasi Bimbingan Masyarakat Islam Kemenag Batam, Muhammad Dirham, menyampaikan bahwa ketidaksiapan pasangan dalam menghadapi dinamika rumah tangga menjadi salah satu penyebab utama perceraian.

BACA JUGA:  Ini Loh Cara Mudah Turunkan Resiko Komplikasi Diabetes

Baca juga: Brigadir Adezentiawan Semai Pupuk Tanaman Jagung, Dorong Ketahanan Pangan di Desa Mentuda, Lingga

“Hampir 70 persen kasus perceraian terjadi pada pernikahan yang baru berusia di bawah lima tahun. Ini menunjukkan pentingnya bimbingan pranikah agar pasangan lebih bijak dalam menyelesaikan konflik yang muncul,” ujar Dirham, seperti dikutip dari Batampos pada akhir pekan ini.

BACA JUGA:  40 Pemula Ikuti Pelatihan Barista, Siap Jadi “Duta Rasa” Kopi yang Menginspirasi Dunia!

Dirham menambahkan bahwa penyebab utama perceraian mencakup masalah ekonomi, perselisihan yang berlarut-larut, dan perselingkuhan.

Ia menjelaskan bahwa ketidakmatangan dalam menghadapi kehidupan berumah tangga membuat banyak pasangan mengalami kesulitan dalam mengelola konflik dengan bijaksana.

Baca juga: Pelarian 8 Tahun Berakhir, Terpidana Pelecehan Anak di Batam, Martinus Eko Widodo Ditangkap di Lampung

“Bimbingan pranikah sangat penting untuk memberikan pemahaman tentang kehidupan berumah tangga, termasuk aspek ekonomi, moral, dan kewajiban suami istri,” jelasnya.

BACA JUGA:  Harga Emas Antam Turun Rp2 Ribu Hari Ini, Buyback Juga Ikut Turun

Dirham juga menggarisbawahi bahwa banyak calon pasangan belum siap secara mental dan finansial. Ketika menghadapi masalah, mereka cenderung mencari solusi cepat dengan perceraian. Mereka tidak mempertimbangkan dampak jangka panjang.

Penulis: jd