Batam

Rempang Kembali Dibungkam: 312 Aparat Dikerahkan untuk Gusur Warga

Telegrapnews.com, Batam — Rencana Pemerintah Kota Batam untuk kembali melakukan penggusuran di Pulau Rempang memicu gelombang kritik dari berbagai elemen masyarakat sipil. Dalam surat resmi Tim Terpadu Nomor: 112/TIM-TPD/IV/2025, disebutkan bahwa penggusuran akan dilakukan terhadap warga Sembulang, pada Kamis, 17 April 2025.

Penggusuran ini merupakan bagian dari proyek strategis nasional Rempang Eco-City. Namun, pelaksanaannya dinilai kontroversial lantaran melibatkan pengerahan aparat keamanan dalam jumlah besar. Sebanyak 312 personel gabungan dari TNI dan Polri disebut akan dikerahkan, termasuk Koramil 04 Batam, Denpom TNI AU dan AL, Marinir, Yonif Raider Khusus 136/TS, serta BRIMOB Polda Kepri.

Direktur YLBHI-LBH Pekanbaru, Andri Alatas, menyampaikan keprihatinannya terhadap pendekatan keamanan yang kembali digunakan oleh pemerintah. “Ini bertentangan dengan rekomendasi Komnas HAM yang menolak pendekatan keamanan dalam konflik Rempang. Pendekatan militeristik justru membangkitkan trauma masyarakat akibat kekerasan sebelumnya,” tegas Andri dalam keterangan tertulis, Rabu (16/4/2025).

Ia merujuk pada peristiwa September 2023, ketika pengerahan aparat dalam penggusuran serupa menimbulkan dugaan pelanggaran HAM dan menyebabkan ketakutan mendalam di tengah warga.

Sementara itu, Tim Solidaritas Nasional untuk Rempang juga menyoroti munculnya istilah baru dalam dokumen pemerintah yang menyebut penggusuran sebagai “transmigrasi lokal.”

Namun, hingga kini belum ada penjelasan resmi mengenai lokasi relokasi warga terdampak. Hal ini menimbulkan dugaan bahwa istilah tersebut hanyalah kamuflase untuk meredam kritik publik.

“Penegakan hukum terhadap pelaku kekerasan yang diduga terafiliasi dengan PT Makmur Elok Graha juga belum dilakukan. Namun, aparat negara justru kembali diterjunkan untuk mengamankan penggusuran. Ini memperburuk kepercayaan masyarakat terhadap negara,” kata perwakilan Tim Solidaritas dalam pernyataannya.

Situasi di Pulau Rempang kembali memanas. Sejumlah organisasi masyarakat sipil menyerukan agar pemerintah menghentikan pendekatan koersif dan membuka ruang dialog yang adil dengan warga terdampak.

Editor: dr

Share

Recent Posts

  • Hukum Kriminal

Dua WNA Vietnam Hajar DJ Wanita di Batam, Ditangkap Saat Mau Kabur ke Singapura

Telegrapnews.com, Batam – Aksi brutal dua wanita asal Vietnam mengguncang dunia malam Batam. DJ Stevanie,…

5 menit ago
  • Batam

Mau Liburan Tengah Juni? Ini Jadwal KM Kelud Jakarta–Batam–Medan, Segera Booking Tiket Sebelum Kehabisan!

Telegrapnews.com, Batam – Buat anda yang berencana mudik atau liburan lewat jalur laut, kapal Pelni…

7 jam ago
  • Hukum Kriminal

Kejam! Bocah 4 Tahun Dianiaya Ayah Tiri di Hotel, Ibu Dijual Lewat Aplikasi MiChat!

Telegrapnews.com, Batam – Kasus penyiksaan bocah berusia 4 tahun (ZI) yang terjadi di sebuah kamar…

8 jam ago
  • Batam

Cuma Rp150 Ribu! Bisa Nyebrang Batam ke Jambi Naik Kapal Roro, Bawa Mobil Juga Bisa! Cek Jadwal & Tarif Lengkapnya

Telegrapnews.com, Batam – Mau ke Jambi dari Batam tanpa ribet naik pesawat? Sekarang cukup naik…

8 jam ago
  • Hukum Kriminal

DJ Cantik Batam Dikeroyok Brutal 4 Wanita Asal Vietnam! Luka Parah, Harga Diri Hancur di Tempat Kerja, First Club

Telegrapnews.com, Batam – Tubuh Stefani (25), DJ muda asal Tiban Sekupang, kini terbaring lunglai di…

9 jam ago
  • Batam

Diwarnai Takbir Menggema, PWI Batam Gelar Kurban Perdana yang Mengharukan!

Telegrapnews.com, Batam – Suasana penuh haru dan khidmat menyelimuti halaman Kantor PWI Batam, Minggu (8/6/2025)!…

10 jam ago