
Telegrapnews.com, Riau – Riau kembali berasap! Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terjadi di Kabupaten Rokan Hilir memaksa ratusan personel TNI, polisi, dan BPBD turun tangan. Hingga Rabu (6/8/2025), luas lahan yang terbakar mencapai 1.098 hektare, mayoritas berupa lahan gambut di wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia.
Operasi pemadaman difokuskan di Kecamatan Kubu Babussalam, daerah yang paling terdampak oleh kebakaran.
Saat ini, sebagian besar titik api sudah berhasil dipadamkan. Namun, tim gabungan masih terus melakukan pendinginan untuk mencegah api menyala kembali dari dalam lapisan gambut yang rentan terbakar.
“Hari ini area bekas terbakar sudah semakin kecil. Alhamdulillah, situasinya mulai terkendali,” ujar Pangdam I/Bukit Barisan, Mayjen TNI Rio Firdianto, saat meninjau lokasi karhutla.
Ratusan Pasukan Dikerahkan, Langit Riau Kembali Biru
Sebanyak 120 personel TNI diturunkan langsung ke lokasi, bergabung dengan aparat kepolisian dan tim BPBD Rokan Hilir. Selama satu bulan terakhir, mereka bekerja siang malam melawan kobaran api yang terus meluas akibat kondisi cuaca kering dan angin kencang.
Kerusakan ekologis tak terhindarkan. Karhutla yang melahap lebih dari seribu hektare lahan menyebabkan kerusakan lingkungan dan polusi udara, bahkan berdampak ke wilayah perbatasan Malaysia. Asap pekat menyelimuti sebagian wilayah, memicu keluhan masyarakat dan potensi gangguan pernapasan.
Modifikasi Cuaca & Water Bombing Jadi Andalan

Rio Firdianto menegaskan bahwa keberhasilan pengendalian karhutla tak lepas dari strategi terpadu: pemadaman darat, water bombing dari udara, dan teknologi modifikasi cuaca (hujan buatan).
“Kami telah menggunakan segala upaya, termasuk hujan buatan, untuk memadamkan api dan menjaga keselamatan masyarakat,” tegas Rio.
Ia juga mengimbau tegas kepada para pemilik lahan agar tidak membuka lahan dengan cara membakar, karena dampaknya sangat merugikan baik secara ekonomi, kesehatan, maupun ekologi.
Ancaman Karhutla Belum Usai
Meski api berhasil dikendalikan, ancaman karhutla belum sepenuhnya usai. Lahan gambut yang kering masih menyimpan potensi titik api baru. Proses monitoring dan patroli udara terus dilakukan untuk mencegah kebakaran susulan.
Penulis: kur
Editor: dr