Telegrapnews.com, Batam – Batam kembali dihadapkan pada persoalan pengelolaan sampah yang belum tuntas. Tumpukan sampah di Jalan Duyung, kawasan Jodoh, menjadi sorotan. Sampah terlihat meluber hingga menutup lebih dari setengah badan jalan, mengganggu aktivitas pengendara, terutama yang keluar dari Pasar Seken Jodoh.
Tumpukan sampah terdiri dari berbagai jenis, termasuk keranjang buah yang mencolok. Selain menghalangi jalan, bau tidak sedap dari sampah tersebut juga sangat mengganggu pengendara.
Salah seorang pedagang di lokasi, Anto, mengungkapkan bahwa tumpukan sampah ini terjadi karena petugas hanya mengangkut sampah dari Pasar Basah. Sementara sampah dari Pasar Seken dan Pasar Buah jarang diangkut.
“Petugas sampah hanya fokus pada Pasar Basah. Sementara sampah dari tempat lain jarang diurus, padahal kami rutin membayar uang sampah setiap bulan,” kata Anto, Jumat (24/1/2025).
Dampak bagi Wisatawan
Ishak, salah seorang pengelola tour dan travel di Batam, prihatin melihat tumpukan sampah di kawasan Jalan Duyung, Jodoh itu.
Ia menilai bahwa Jalan Duyung yang merupakan salah satu akses ke kawasan wisata seperti Harbour Bay, DC Mall, dan hotel-hotel di Jodoh, tampak kumuh karena sampah.
“Wilayah Jodoh adalah pusat bisnis di Batam sekaligus dekat dengan pintu masuk wisatawan mancanegara. Kalau wisatawan melihat kondisi ini, tentu akan berdampak buruk bagi citra Batam,” keluh Ishak.
Ia juga menyebutkan bahwa tumpukan sampah bukan hanya di simpang tiga Pasar Seken, tetapi juga di U-turn dekat Pasar Buah.
“Ini tidak seharusnya terjadi, apalagi Batam dikenal sebagai kota seribu mal dan salah satu pintu masuk wisatawan ke Indonesia,” tambahnya.
Tumpukan Sampah di Badan Jalan Sagulung

Tumpukan sampah di badan jalan juga terjadi di jalan raya Pelabuhan Rakyat Sagulung. Tumpukan sampah memenuhi sepanjang tepi jalan yang berubah jadi tempat pembuangan sampah sementara (TPS).
“Ini akibat dari Pemerintah kita yang tidak mau serius mengatasi persoalan sampah ini. Dampaknya seperti ini. Sehari-hari kita dipertontonkan dengan pemasangan kotor dan kumuh ini,” ujar Atik Sugari, seorang warga, kepada TelegrapNews di lokasi, Jumat (24/1/2025).
Pemandangan buruk dengan menumpuknya sampah juga terlihat di jalan raya kawasan Industri Sekupang tepatnya di sekitar belakang PLTD-PLN Sekupang, jalan raya depan Sijori Resort atau SMA Negeri I Sekupang Batam, jalan raya Marina dan beberapa sudut kota lainnya.
Tanggapan dari Pemko
Dihubungi terpisah, Kepala Dinas Komunikasi & Informatika Pemko Batam, Rudi Panjaitan mengatakan, menumpuknya sampah di sejumlah TPS itu karena volume sampah warga yang terus meningkat. Ini tidak sebanding lagi dengan kemampuan angkut truk-truk sampah yang tersedia. Itu diperparah dengan beberapa truk yang sudah tidak layak pakai.
Saat ini jumlah armada yang dioperasikan, baik oleh Dinas Lingkungan Hidup ataupun pihak Kecamatan adalah sebanyak 140 unit kendaraan. Namun demikian, yang berperforma layak efektif, dengan umur pakai maksimum 8 (delapan) tahun, yang digunakan dalam mengelola sampah itu hanya sekitar 10 unit kendaraan atau armada.
Pemerintah Kota Batam, kata Rudi, pada tahun 2025 ini, telah menganggarkan penambahan armada truk sebanyak 16 unit. Selain itu, juga 1 (satu) unit alat berat untuk menopang pengelolaan sampah di TPA Punggur, yang saat ini keberadaannya juga sudah sangat memprihatinkan. Saat ini sedang dalam proses lelang, dan diharapkan pengadaannya segera selesai dan kendaraan secepat mungkin dapat digunakan.
Menunggu penambahan kendaraan baru terlaksana, Rudi menegaskan, pihaknya meningkatkan frekuensi operasional kendaraan dari yang normal. “Untuk kondisi normal, armada seperti jenis dump truck (yang biasanya) 2 rit per hari dan amrol sebanyak 4-5 rit per hari, kita tingkatkan menjadi 8 rit per hari,”tegas Rudi, menolak jika Pemko disebut tidak serius menangani persoalan sampah.
Penulis: lcm, dr