Situasi Gencatan Senjata Gaza Diambang Krisis, Israel Siap Lanjutkan Perang Jika Tidak Ada Kesepakatan

Situasi Gencatan Senjata Gaza Diambang Krisis, Israel Siap Lanjutkan Perang Jika Tidak Ada Kesepakatan
Gencatan senjata di Gaza diambang ambyar (ilustrasi)

Telegrapnews.com, Gaza – Situasi gencatan senjata di Gaza dilaporkan berada di titik krusial pasca-berakhirnya tahap pertama pertukaran sandera-tahanan antara Hamas dan Israel pada 28 Februari 2025 kemarin. Menjelang berakhirnya fase pertama tersebut, Israel berusaha memperpanjang gencatan senjata, namun ditolak oleh Hamas.

Lembaga penyiaran Israel, KAN, melaporkan bahwa Tentara Israel (IDF) kini berada dalam keadaan siaga tinggi dan siap melanjutkan pertempuran jika tidak ada kesepakatan untuk memperpanjang gencatan senjata.

BACA JUGA:  Israel Ultimatum Hamas: Bebaskan Sandera atau Perang Meletus Kembali, Hamas Tidak Gentar

“Tentara Israel bersiap untuk melanjutkan perang di Gaza jika tidak ada kesepakatan yang dicapai untuk memperpanjang gencatan senjata,” kata laporan tersebut.

Dalam perkembangan terkait, Amerika Serikat mengusulkan sebuah gencatan senjata sementara selama bulan Ramadan dan Paskah, dengan syarat separuh sandera Israel yang ditahan oleh Hamas dibebaskan, baik hidup maupun mati. Israel menyetujui rencana ini, namun Hamas belum menerima proposal tersebut.

BACA JUGA:  Lebih dari 300.000 Warga Palestina Kembali ke Gaza Utara Pasca Gencatan Senjata dengan Israel

Selain itu, pemerintah Israel juga memutuskan untuk menghentikan pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza setelah berakhirnya gencatan senjata tahap pertama. Langkah ini diklaim dilakukan untuk menekan Hamas agar menerima kesepakatan baru.

Hamas Tuding Israel Lakukan Pelanggaran

Sementara itu, Hamas menanggapi langkah Israel dengan menganggap pemblokiran bantuan sebagai pemerasan dan kejahatan perang.

Mereka menegaskan komitmen mereka untuk melaksanakan perjanjian dan mendesak mediator internasional, termasuk AS, untuk menekan Israel agar menghentikan tindakan ini. Hamas juga memperbaharui kesediaannya untuk memulai tahap kedua perjanjian gencatan senjata yang lebih permanen.

BACA JUGA:  Gempa 7,7 Magnitudo Guncang Mandalay, Myanmar: Gedung Ambruk di Bangkok, 43 Pekerja Terjebak

Konflik yang sudah berlangsung lebih dari setahun ini telah menyebabkan lebih dari 48.000 korban jiwa di Gaza, sebagian besar adalah wanita dan anak-anak. Ketegangan semakin tinggi, dengan potensi kembalinya pertempuran di Gaza semakin besar jika kesepakatan tidak tercapai.

Editor: dr