Tommy alias Ah Bing Tipu Investor Singapura Rp2,4 M Lewat Janji Ikan Ekspor, Dituntut 3,6 Tahun Penjara

Janji Ekspor Ikan, Uangnya Buat Teh? Drama Penipuan Tommy Ah Bing Bikin Hakim Geleng-Geleng!
Sidang penipuan bisnis ikan dengan terdakwa Ah Bing membuat marah hakim PN Batam (ist)

Telegrapnews.com, Batam – Aksi tipu-tipu Tommy alias Ah Bing akhirnya berujung di meja hijau. Pria yang mengaku sebagai direktur perusahaan ekspor-impor ini dituntut hukuman penjara tiga tahun enam bulan oleh Jaksa Penuntut Umum (JPU) dalam sidang di Pengadilan Negeri Batam, Senin (21/7/2025).

Jaksa Gustrio Rio menilai Tommy terbukti melakukan penipuan dan penggelapan terhadap seorang investor asal Singapura bernama Sammy, hingga mengalami kerugian fantastis sebesar Rp2,42 miliar.

“Berdasarkan fakta persidangan, terdakwa secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana penipuan. Kami menuntut pidana penjara selama tiga tahun enam bulan,” tegas JPU saat membacakan surat tuntutan di hadapan majelis hakim yang dipimpin Ferry Irawan.

Janji Manis Bisnis Ikan Ekspor Berujung Petaka

Kasus ini berawal pada 6 Februari 2023, saat Tommy bertemu korban di Pelabuhan Sekupang, Batam. Ia mengaku sebagai direktur PT Ratu Banten Selatan dan PT Ratu Bayan Selatan — dua perusahaan yang disebut bergerak di bidang ekspor hasil laut ke Singapura. Untuk meyakinkan korban, ia tampil meyakinkan dengan seragam militer dan pakaian adat, bahkan mengaku sebagai mantan anggota TNI dan tokoh adat Sulawesi Selatan.

BACA JUGA:  Ketua HNSI Batam Muslimim Desak Jaksa Penuntut Umum Tuntut Kapten MT 114 Dengan Hukuman Maksimal

Modusnya, Tommy menawarkan skema investasi pengadaan 30 ton ikan kakap dan tenggiri, dengan janji keuntungan fantastis 60-70 persen. Harga beli disebut hanya Rp5-7 dolar Singapura/kg, dan akan dijual dengan harga Rp10-14 dolar Singapura/kg.

Korban yang tergiur langsung menggelontorkan dana sebesar 220 ribu dolar Singapura atau setara Rp2,42 miliar. Namun semua itu hanyalah tipu daya.

BACA JUGA:  Kasus Penyelundupan Mikol Seret Nama AKBP Heryana, Andika Klaim Sebut Nama Atas Arahan Pengacara

Fakta Terungkap di Persidangan: Perusahaan Fiktif, Keuntungan Tak Masuk Akal

Dalam persidangan, saksi-saksi membongkar kebohongan terdakwa. Penyedia ikan di Makassar, Pak Aji, menyebut hanya mampu menyediakan maksimal dua ton per hari — jauh dari klaim Tommy. Bahkan saksi ahli dari PT Blue Ocean Resource memaparkan margin keuntungan ekspor ikan hanya 10-13 persen, bukan 70 persen seperti dijanjikan.

Lebih mengejutkan lagi, dua perusahaan yang disebutkan Tommy ternyata tidak terdaftar alias fiktif. Ruko yang sempat ia klaim sebagai kantor pun batal dibeli karena tak mampu membayar uang muka.

Aliran dana juga terungkap jelas. Korban mentransfer dana dua kali: Rp1,105 miliar dan Rp1,321 miliar, masing-masing pada 11 dan 15 Mei 2023. Setelah 18 Mei, korban tak lagi bisa menghubungi Tommy. Janji pengembalian uang pun tinggal kenangan.

BACA JUGA:  Kejari Batam Ajukan Banding atas Vonis Ringan Terhadap Bandar Narkoba di Kasus 1,9 Kilogram Sabu

Pembelaan dan Penundaan Putusan

Penasihat hukum terdakwa, Rina Mariana, memohon keringanan hukuman. Ia beralasan bahwa terdakwa menyesali perbuatannya, belum pernah dihukum, dan menjadi tulang punggung keluarga.

Namun JPU tetap pada tuntutan awal. Tommy dijerat dengan Pasal 378 KUHP tentang penipuan sebagai dakwaan primer dan Pasal 372 KUHP tentang penggelapan sebagai dakwaan subsidair.

Majelis hakim menunda putusan hingga sidang berikutnya. Publik kini menanti, apakah hukuman untuk Tommy sang penipu investor Singapura akan sesuai harapan?

Penulis: lcm