Telegrapnews.com, Batam – Penutupan sejumlah lapangan golf di Singapura menjadi peluang emas bagi Batam untuk menarik sekitar 50.000 pegolf dari negara tetangga tersebut. Namun, Batam harus menghadapi tantangan seperti persaingan dengan lapangan golf di Johor Bahru, Malaysia, serta mahalnya tiket ferry yang menjadi salah satu kendala utama.
Kepala Dinas Pariwisata Kepulauan Riau, Guntur Sakti, menyatakan bahwa pihaknya melihat ini sebagai peluang strategis untuk meningkatkan kunjungan wisatawan, terutama dari Singapura.
“Batam memiliki keunggulan geografis dan fasilitas yang kompetitif. Kami akan berkoordinasi dengan pihak terkait untuk mencari solusi terkait mahalnya tiket ferry, sehingga akses ke Batam menjadi lebih mudah dan terjangkau,” ungkapnya seperti dikutip mediaindonesia, Sabtu (7/9/2024).
Steven Japari, General Manager Palm Springs Golf & Country Club, menambahkan bahwa enam lapangan golf di Singapura sudah ditutup. Satu lagi akan menyusul dalam dua tahun mendatang.
“Penutupan ini membuka peluang pasar bagi Batam, yang memiliki tujuh lapangan golf aktif,” jelasnya.
Palm Springs, sebagai lapangan golf terbesar di Batam, menarik sekitar 40.000 pegolf setiap tahunnya, baik lokal maupun internasional. Namun, persaingan dengan Johor Bahru, yang tidak memerlukan biaya ferry, menjadi tantangan tersendiri.
Meskipun demikian, Japari menekankan bahwa bermain golf di Batam menawarkan pengalaman unik.
“Di sini, para golfer bisa menikmati layanan caddy yang siap membantu. Hal ini sesuatu yang jarang ditemukan di Singapura atau Malaysia karena mahalnya biaya tambahan,” katanya.
Batam diharapkan dapat memanfaatkan peluang ini untuk meningkatkan pendapatan pariwisata. Diperkirakan bisa mencapai Rp60 miliar dari kunjungan pegolf Singapura setiap tahun.
Penulis: jd