Martua Sitorus, pendiri Wilmar Group, salah satu dari empat raja beras terkaya Indonesia (ist)
Telegrapnews.com, Batam – Harga beras makin bikin resah! Data BPS Per 11 September 2023, harga beras medium tembus Rp12.760/kg dan beras premium melonjak ke Rp14.390/kg. Penyebab utamanya? Pasokan gabah menipis, sementara permintaan terus tinggi. Di tengah kondisi ini, segelintir pengusaha besar tetap melenggang tenang—mereka adalah penguasa bisnis beras nasional yang tetap mampu memasok pasar dengan produk berkualitas tinggi.
Penasaran siapa saja sosok di balik kemapanan industri perberasan Indonesia? Inilah daftar 4 pengusaha beras terkaya di Indonesia yang menguasai pasar, bahkan saat krisis melanda:
Martua Sitorus, pendiri Wilmar Group, dikenal luas berkat kiprahnya di industri kelapa sawit. Tapi siapa sangka, ia juga menguasai pasar beras lewat PT Wilmar Padi Indonesia (WPI) dengan produk andalan beras Sania. Distribusinya merata di seluruh Indonesia.
Dengan kekayaan sekitar Rp47,5 triliun, Martua sempat menjadi sorotan karena tudingan monopoli gabah di Banten, meski pihak WPI membantah. Meski kontroversial, posisinya sebagai raksasa beras tak tergoyahkan.
Nama Theodore Permadi Rachmat (TP Rachmat) sudah lama dikenal di dunia bisnis. Lewat PT Belitang Panen Raya (BPR), ia memproduksi beras premium merek Raja, yang kini tersebar luas di ritel modern.
Dengan kekayaan mencapai Rp41,9 triliun, TP Rachmat menjadi figur penting dalam rantai pasok pangan nasional. Inovasi dan strategi distribusinya memperkuat dominasi beras premium di pasar domestik.
Kisah Sukarto Bujung adalah inspirasi nyata. Dari toko kecil di Palembang tahun 1977, kini ia memimpin PT Buyung Poetra Sembada Tbk (HOKI)—produsen beras premium Topi Koki yang sudah melantai di bursa saham.
Dengan penjualan tembus Rp434 miliar hanya dalam enam bulan, Sukarto membuktikan bahwa konsistensi dan kualitas adalah kunci menjadi raja beras nasional.
Di balik merek-merek populer seperti Maknyuss, Bola Deli, hingga Shiroku, ada nama Joko Mogoginta. Lewat PT FKS Food Sejahtera Tbk (AISA), Joko membawa bisnis beras ke level baru dengan pendekatan modern dan strategi ekspansi besar-besaran.
Pada 2010 saja, 58% pendapatan AISA berasal dari lini beras—membuktikan sektor ini adalah tulang punggung kekayaannya.
Saat masyarakat resah karena harga beras naik, keempat sosok ini justru semakin kokoh memimpin industri perberasan Indonesia. Berbekal kekuatan modal, teknologi mutakhir, dan jaringan distribusi luas, mereka tak hanya menjadi pengusaha beras terkaya, tetapi juga penentu arah industri pangan nasional.
Sumber: idntimes
Editor: dr
Telegrapnews.com, Batam – Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Johor Bahru kembali menunjukkan komitmennya dalam melindungi…
Telegrapnews.com, Jakarta – Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK) akan menjadi saksi sejarah! Timnas Indonesia…
Telegrapnews.com, Batam – Skandal kavling bodong kembali menggemparkan warga Batam! Ratusan orang diduga menjadi korban…
Telegrapnews.com, Batam – Kabar gembira bagi para pemilik kendaraan bermotor di Kepulauan Riau! Pemerintah Provinsi…
Telegrapnews.com, Bintan - Suasana haru dan bangga menyelimuti Aula Kantor Camat Gunung Kijang, Kabupaten Bintan,…
Telegrapnews.com, Batam — Isu beras oplosan kembali bikin geger! Tim Satgas Pangan Subdit 1 Ditreskrimsus…