Ekonomi

Harga Santan Kelapa di Batam Meroket Hingga Rp 46 Ribu per Kilogram, Ini Penyebabnya

Telegrapnews.com, Batam – Harga santan kelapa di Kota Batam mengalami lonjakan drastis pada awal Ramadan ini. Jika pada Januari lalu harga santan kelapa masih berkisar Rp 20 ribu per kilogram, kini harga melonjak hingga Rp 46 ribu per kilogram.

Jumri, salah satu pedagang santan di Pasar Mitra, mengungkapkan bahwa kenaikan harga terjadi akibat kesulitan pedagang dalam mendapatkan stok kelapa parut. Para pemasok kelapa dari Kuala Tungkal, Jambi, dan Tembilahan, Riau, mengaku kehabisan stok sejak awal Januari.

“Kami cek ke pemasok, sejak awal Januari kemarin stok sudah tidak ada,” kata Jumri, Selasa (4/3/2025).

Untuk mengantisipasi harga yang terlalu tinggi, para pedagang menawarkan alternatif berupa santan campur. Santan kelapa murni dijual Rp 46 ribu per kilogram, sementara santan campur—hasil parutan dua butir kelapa yang dicampur air—dijual Rp 23 ribu per kilogram.

“Santan campur ini adalah pilihan paling masuk akal saat ini,” ujarnya.

Penyebab Kenaikan Harga

Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kota Batam, Mardanis, menyebut lonjakan harga ini terjadi akibat meningkatnya ekspor kelapa ke Malaysia dan Singapura. Harga jual ekspor yang lebih tinggi dibandingkan pasar lokal membuat pasokan kelapa di Batam semakin langka.

“Sekarang pasokan langka karena agen eksportir membeli dengan harga lebih tinggi, misalnya Rp 10 ribu per butir, sementara harga lokal hanya Rp 8 ribu. Ini membuat harga jual santan di pasar menjadi lebih mahal,” jelasnya seperti dikutip detik.

Dari pantauan Dinas Ketahanan Pangan, harga santan di Batam terus mengalami kenaikan signifikan dalam beberapa bulan terakhir. Dari harga normal sekitar Rp 22 ribu per kilogram, kini santan dijual di kisaran Rp 40 ribu hingga Rp 48 ribu per kilogram di beberapa pasar.

“Kenaikan ini sudah dikeluhkan masyarakat, terutama pelaku usaha kuliner,” tambah Mardanis.

DPRD Batam Minta Pemerintah Bertindak

Ketua Komisi II DPRD Batam, Yunus Muda, menilai mahalnya harga santan kelapa disebabkan oleh petani kelapa yang lebih memilih menjual hasil panennya ke distributor ekspor dibandingkan ke pedagang lokal. Ia meminta pemerintah kota segera bertindak untuk mengatasi permasalahan ini.

“Di sinilah perlu peran pemerintah. Paling tidak pemerintah harus memastikan kebutuhan dalam negeri terpenuhi sebelum ekspor,” ujarnya.

Yunus juga mendorong pemerintah untuk mencari solusi jangka panjang, seperti memanfaatkan pulau-pulau sekitar Batam untuk budidaya kelapa agar pasokan tidak bergantung pada daerah lain.

“Pulau-pulau itu kita tanami kelapa semua, karena ini menjadi persoalan yang harus segera diselesaikan,” tegasnya.

Editor: dr

Share

Recent Posts

  • Hukum Kriminal

Bea Cukai Batam Gagalkan Penyelundupan Paruh Rangkong dan Taring Beruang Madu

TelegrapNews.com, Batam – Bea Cukai Batam menggagalkan upaya penyelundupan bagian tubuh satwa dilindungi yang dikirim…

3 hari ago
  • Hukum Kriminal

Bareskrim Polri dan Polda Kepri Bongkar Peredaran Narkoba di Club Malam Batam

TelegrapNews.com, Batam – Tim gabungan Bareskrim Polri dan Polda Kepulauan Riau membongkar peredaran narkoba di…

3 hari ago
  • Batam

Sinergi Kejari dan PWI Batam, Perlindungan Nyata bagi Dunia Pendidikan

TelegrapNews.com, Batam - Langkah Kejaksaan Negeri (Kejari) Batam bersama Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Batam dalam…

5 hari ago
  • Anamabas

Kejati Kepri dan Kejari Lingga Sosialisasi Pencegahan Korupsi di Singkep Lingga

TelegrapNews.com, Dabo Singkep - Kejaksaan Tinggi Kepulauan Riau bersama dengan Kejaksaan Negeri Lingga melalui program…

5 hari ago
  • Batam

Sampah di Sekitar Jembatan Barelang, Pengunjung Keluhkan Pemandangan Kotor

TelegrapNews.com, Batam – Warga Batam yang datang untuk menikmati sore hari di Jembatan Barelang mengeluhkan…

6 hari ago
  • Batam

Pedagang di Jembatan Barelang Kecewa, Uang Sampah Sudah Dibayar tapi Sampah Tak Diangkut

TelegrapNews.com, Batam – Pedagang di Jembatan 1 dan 2 Barelang, Kota Batam mengeluhkan penumpukan sampah…

6 hari ago