Kabinet Israel Setujui Gencatan Senjata Setelah Rapat Maraton, 1.700 Sandera Palestina Bakal Bebas

Kabinet Israel Setujui Gencatan Senjata dengan Hamas Setelah Rapat Maraton, 1.700 Sandera Palestina Bakal Bebas
Kabinet Israel akhirnya menyetujui kesepakatan gencatan senjata di Gaza (aff/cnn)

Telegrapnews.com, Batam — Kabinet Israel akhirnya menyetujui gencatan senjata dengan Hamas setelah perdebatan panjang dan pemungutan suara yang berlangsung selama lebih dari tujuh jam, dari Jumat malam (17 Januari 2025) hingga Sabtu dini hari. Keputusan tersebut diambil setelah adanya rekomendasi dari kabinet keamanan Israel.

“Pemerintah telah menyepakati rancangan pengembalian sandera. Rancangan untuk pembebasan sandera akan mulai berlaku pada hari Minggu, 19 Januari 2025,” demikian pernyataan dari Kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu yang dikutip oleh CNN.

Dari 33 anggota kabinet, 24 menteri menyetujui kesepakatan tersebut, sementara delapan menolak.

Menteri yang menolak termasuk David Amsalem dan Amichai Chikli dari Partai Likud, serta Itamar Ben Gvir dari Otzma Yehudit.

BACA JUGA:  Israel Ultimatum Hamas: Bebaskan Sandera atau Perang Meletus Kembali, Hamas Tidak Gentar

Ben Gvir dan Bezalel Smotrich sebelumnya mengancam akan keluar dari kabinet jika gencatan senjata disetujui. Hingga berita ini ditulis, belum ada informasi lebih lanjut tentang posisi kedua menteri tersebut.

Pihak yang menolak masih dapat mengajukan petisi kepada Mahkamah Agung untuk menentang keputusan tersebut.

Pembebasan Sandera dan Bantuan Kemanusiaan

Menurut kesepakatan, Hamas akan membebaskan 33 sandera secara bertahap, dengan tiga orang dilepaskan pada hari pertama gencatan senjata. Sebagai imbalan, Israel akan membebaskan lebih dari 1.700 warga Palestina yang ditahan, dan mulai menarik pasukan dari beberapa wilayah di Gaza.

Selain itu, sekitar 600 truk pengangkut bantuan akan diizinkan masuk setiap hari untuk mengirimkan pasokan kebutuhan pokok.

BACA JUGA:  Lebih dari 300.000 Warga Palestina Kembali ke Gaza Utara Pasca Gencatan Senjata dengan Israel

Mayoritas Publik Dukung Gencatan Senjata

Sebuah jajak pendapat yang dilakukan oleh lembaga penyiaran Kan menunjukkan bahwa 55 persen warga Israel mendukung perpanjangan gencatan senjata meskipun itu berarti mengakhiri perang. Sebanyak 27 persen menginginkan perang tetap dilanjutkan, dan 18 persen sisanya tidak memiliki pendapat.

Sebelumnya, Perdana Menteri Netanyahu menegaskan bahwa operasi militer di Gaza akan terus berlangsung hingga Hamas dihancurkan sepenuhnya.

Namun, pada tahap pertama gencatan senjata ini, kedua pihak akan merundingkan syarat-syarat untuk tahap selanjutnya yang berpotensi mengarah pada penghentian permanen konflik.

Kekerasan Masih Berlangsung

Meskipun gencatan senjata diumumkan, serangan Israel ke Gaza masih terus berlanjut.

BACA JUGA:  Hamas Bebaskan Tiga Sandera Israel dalam Pertukaran Terakhir dengan Palang Merah

Mahmoud Basal, juru bicara Pertahanan Sipil Gaza, melaporkan bahwa sejak pengumuman tersebut, 117 warga Palestina, termasuk 30 anak-anak, telah tewas dan 266 lainnya luka-luka. Kebanyakan korban berada di Kota Gaza yang terus menjadi sasaran serangan udara.

Kesepakatan yang Ditunggu, Masa Depan yang Tak Pasti

Dengan korban tewas yang hampir mencapai 47.000 jiwa sejak awal serangan Israel ke Gaza, kesepakatan ini memberikan sedikit harapan bagi perdamaian.

Namun, ketegangan politik di dalam kabinet Israel dan ancaman pengunduran diri beberapa menteri dapat memengaruhi implementasi jangka panjang dari gencatan senjata ini.

Editor: dr