Masalah Klasik Warnai Reses DPRD Kepri di Hangtuah Batam: Sampah, Jalan Berlubang, dan Pengangguran Disorot

Masalah Klasik Warnai Reses DPRD Kepri di Hangtuah Batam: Sampah, Jalan Berlubang, dan Pengangguran Disorot
Saat reses di Perumahaan Hang Tuah, Batam, Mesrawati Tampubolon banyak menerima aspirasi dari warga (angga)

Telegrapnews.com, Batam – Sejumlah persoalan klasik kembali mencuat dalam kegiatan reses anggota DPRD Provinsi Kepulauan Riau, Mesrawati Tampubolon, yang digelar di Perumahan Hangtuah, Kecamatan Batam Kota, Kamis (17/4/2025) malam. Dalam agenda serap aspirasi ini, warga menyuarakan keluhan yang selama ini belum juga terselesaikan, mulai dari tumpukan sampah, kondisi jalan berlubang, hingga isu pengangguran.

Reses masa sidang kedua tahun 2025 yang berlangsung dalam suasana penuh dialog itu berhasil menjaring berbagai persoalan yang menjadi keresahan warga sehari-hari.

“Salah satu keluhan utama adalah soal sampah. Warga menyebut ada titik-titik tumpukan sampah yang ‘membukit’, terutama di jalan besar dekat perusahaan dan Simpang Helm dekat gereja. Bau menyengat dari sampah tersebut sangat mengganggu kenyamanan lingkungan,” kata Mesrawati.

BACA JUGA:  Kajati Kepri Pantau Langsung Pemungutan Suara Pilkada Serentak 2024

Warga juga menyampaikan bahwa pengangkutan sampah hanya dilakukan seminggu sekali. Padahal, produksi sampah cukup tinggi, dan Batam sebagai kota modern semestinya memiliki sistem pengelolaan sampah yang lebih baik.

Selain itu, kondisi jalan berlubang juga menjadi sorotan dalam reses tersebut. Banyak warga merasa cemas karena jalan yang rusak berpotensi menyebabkan kecelakaan. Mereka meminta perhatian serius dari Pemerintah Kota Batam untuk segera memperbaiki infrastruktur jalan tersebut.

BACA JUGA:  Pasangan Ansar-Nyanyang Daftar ke KPU Kepri Didukung 11 Partai Politik

Masalah pengangguran juga mengemuka. Masyarakat berharap perusahaan-perusahaan di kawasan industri Baloi Permai bisa memprioritaskan tenaga kerja lokal sebagaimana diamanatkan oleh peraturan daerah. Salah satu usulan warga adalah agar perusahaan berkoordinasi dengan Karang Taruna setempat untuk penyerapan tenaga kerja.

Warga Minta Alat Fogging

Warga juga mengajukan permintaan pengadaan alat fogging untuk mencegah penyebaran Demam Berdarah Dengue (DBD). Mesrawati berjanji akan berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan untuk membahas kemungkinan alokasi anggaran dari APBD Kota Batam.

“Aspirasi lain yang disampaikan termasuk pembangunan lanjutan di kawasan perumahan serta bantuan-bantuan kecil untuk masyarakat. Semoga semuanya bisa terealisasi,” ujar Mesrawati.

BACA JUGA:  Dukun di Batam Ditangkap di Medan Usai Terciduk Kasus Pencabulan, Pelaku Terancam 12 Tahun Penjara

Herman, Ketua RT 03 RW 06 Perumahan Taman Hangtuah, membenarkan berbagai poin aspirasi yang telah disampaikan. Ia menekankan bahwa idealnya pengangkutan sampah dilakukan dua kali seminggu. Selain itu, ia menegaskan pentingnya dukungan alat fogging yang bisa digunakan secara mandiri oleh warga.

“Kami berharap dinas bisa menyediakan satu alat fogging per RW agar 4 RT di wilayah kami bisa menjaga lingkungan dari nyamuk DBD,” pungkas Herman.

Penulis: Angga