Preman Berkedok Wartawan Serang Ketua PWI Batam! Kapolresta Barelang: Kasus Ini Prioritas Kami!

Dugaan pengeroyokan terhadap Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Batam, M Khafi Ashary, kini jadi perhatian serius aparat kepolisian
Kapolresta Barelang Kombes Pol Zaenal Arifin janji akan menetapkan tersangka pelaku pengeroyokan Ketua PWI Batam (ist)

Telegrapnews.com, Batam – Forum bertajuk “Klarifikasi Pers” yang seharusnya menjadi ruang diskusi intelektual dan edukasi profesi wartawan, berubah menjadi arena kekerasan brutal! Ketua PWI Kota Batam, M Khafi Ashary, dikeroyok hingga dilarikan ke rumah sakit oleh sekelompok orang yang disebut-sebut sebagai “preman berkedok wartawan”, Sabtu (14/6) di sebuah hotel kawasan Harbour Bay.

Kejadian mencekam dan memalukan ini langsung membuat geger dunia pers Kepri! Kapolresta Barelang, Kombes Pol Zainal Arifin, turun tangan dan menyatakan kasus ini sebagai prioritas utama!

“Kami gas ini sebagai prioritas jajaran Polresta Barelang,” tegas Zainal, Senin (16/6).

Zainal menyebut pihaknya langsung bergerak cepat setelah kondisi korban membaik. Kini, proses hukum tengah berjalan dan aparat siap menyikat siapa pun yang terlibat!

Dari Forum Diskusi Jadi Ajang Pengeroyokan!

Forum yang konon membahas “preman berkedok jurnalis” itu berubah liar. Bukannya berdiskusi, sejumlah peserta justru menghajar Khafi secara fisik! Anggota PWI lainnya, Faisal, juga ikut menjadi korban saat mencoba melindungi sang ketua.

BACA JUGA:  Perombakan Besar! Kapolri Ganti 10 Kapolda dan Rombak Ribuan Personel

Tak terima dengan insiden barbar tersebut, tim hukum PWI Batam langsung melaporkan kejadian ini ke Mapolresta Barelang pada Sabtu malam. AKP Debby Tri Andrestian, Kasat Reskrim Barelang, membenarkan adanya dugaan tindak pidana.

“Kami sudah terima laporan dan langsung selidiki. Visum korban dan keterangan saksi akan kami dalami,” kata Debby.

Empat orang telah dilaporkan, dan Polresta memastikan semua akan dipanggil dan diperiksa tanpa pandang bulu!

“Ini Bukan Serangan Pribadi, Ini Soal Harga Diri Profesi!”

Wakil Ketua PWI Kepri Bidang Advokasi, Zabur Anjasfianto, menegaskan bahwa langkah hukum ini untuk menjaga martabat jurnalis dari aksi premanisme yang merusak nama baik pers.

BACA JUGA:  Satgas PWI Batam Siap Dibentuk: Sekolah Kini Punya Tameng Lawan Teror Oknum Wartawan Berlagak Preman

“Kami laporkan atas dasar Pasal 170 KUHP tentang pengeroyokan. Ini soal marwah wartawan, bukan soal pribadi,” tegas Zabur.

Ia juga mengingatkan publik bahwa kekerasan atas nama pers justru merusak kepercayaan masyarakat terhadap jurnalisme yang kredibel dan etis.

Saksi Mata Bongkar Fakta Mengejutkan!

Marganas Nainggolan, wartawan senior dan Ketua Dewan Penasihat PWI Kepri, yang turut hadir dalam forum tersebut, mengungkap fakta mengejutkan:

“Kami dijebak! Forum itu sejak awal sudah tidak sehat. Diskusi berubah jadi interogasi dan intimidasi,” beber Marganas.

Ia menyebut apa yang dialami Khafi sebagai bentuk kekerasan nyata yang tidak bisa dibenarkan.

“Ini bukan forum, ini jebakan. Kalau mereka jurnalis sejati, tidak akan main pukul!” tegasnya.

PWI Kepri Siap Lawan Premanisme Berkedok Wartawan

Ketua PWI Kepri, Saibansah Dardani, menyatakan bahwa organisasi wartawan tidak pernah memusuhi rekan non-UKW atau media belum terverifikasi. Namun, ia menolak keras tindakan kriminal yang mencoreng profesi.

BACA JUGA:  Ratusan Warga Batam Jadi Korban! Skandal Kaveling Bodong Makin Gila, Uang Lenyap, Sertifikat Tak Jelas!

“Masalahnya bukan UKW atau tidak, tapi etika dan hukum. Kalau mengaku wartawan tapi main pukul dan peras, itu preman,” katanya tegas.

Sementara itu, Ketua Dewan Pakar PWI Kepri, Ramon Damora, menambahkan bahwa UKW adalah mekanisme resmi negara untuk menyaring siapa yang layak disebut jurnalis.

“UKW itu pagar etik. Tanpa itu, profesi ini bisa jadi tempat berlindung orang-orang tak bertanggung jawab,” tegas Ramon.

Polisi Bergerak, Wartawan Bersatu, Preman Berkedok Pers Siap Digaruk!

Kasus ini menjadi pukulan telak bagi dunia jurnalistik di Kepri. Semua mata kini tertuju pada langkah tegas Polresta Barelang. Akankah keadilan ditegakkan atau preman tetap berkeliaran dengan kartu pers palsu?

Editor: dr