Rumah Sakit Al-Awda di Gaza Utara dikepung Israel (al jazeera)
Telegrapnews.com, Gaza — Serangan dan pengepungan militer Israel kembali mengguncang Jalur Gaza. Kali ini, targetnya adalah Rumah Sakit Al-Awda di Gaza Utara — satu dari sedikit fasilitas medis yang masih beroperasi di tengah kehancuran.
Dalam laporan eksklusif BBC yang dirilis Rabu, 21 Mei 2025, Direktur RS Al-Awda, Mohammed Salha, menggambarkan kondisi yang sangat mengerikan.
“Rumah sakit benar-benar terkepung. Tidak ada yang bisa keluar atau masuk. Kami tidak bisa menerima pasien dari luar,” kata Salha.
Tak hanya itu, drone quadcopter milik militer Israel disebut menembaki area sekitar rumah sakit, disusul suara tembakan dari arah tank. Meskipun jaraknya diklaim masih ratusan meter, namun kondisi ini menebar teror di lingkungan medis yang seharusnya menjadi zona aman.
“Kami mendengar suara tembakan dari tank. Saya rasa tidak terlalu dekat, mungkin sekitar 400–500 meter,” tambah Salha.
Parahnya, Rumah Sakit Al-Awda tengah mengalami krisis pasokan medis akut. Blokade berkepanjangan dan ditutupnya rumah sakit lain akibat operasi militer membuat Al-Awda jadi satu-satunya tempat bergantung bagi warga.
Paling tragis, layanan bersalin di RS Al-Awda nyaris lumpuh total. Dalam situasi seperti ini, Salha menyebut banyak perempuan terpaksa melahirkan di jalanan tanpa bantuan medis.
“Tanpa kami, mereka tidak punya pilihan selain melahirkan di luar rumah sakit, bahkan di jalan,” ujar Salha pilu.
Sementara itu, juru bicara Pasukan Pertahanan Israel (IDF) membenarkan adanya operasi militer di kawasan Gaza Utara, tetapi membantah ada pengepungan terhadap RS Al-Awda.
“Kami memang sedang beroperasi di wilayah itu untuk menargetkan kelompok teroris. Namun, saya tidak mengetahui adanya pengepungan terhadap rumah sakit tersebut,” ujar juru bicara IDF.
Namun, ini bukan pertama kalinya fasilitas medis menjadi korban konflik.
Sebelumnya, RS Indonesia di Beit Lahia juga mengalami kerusakan struktural serius akibat gempuran pasukan Israel pada Minggu, 18 Mei 2025.
Organisasi Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) menyampaikan bahwa ledakan menghancurkan jendela, menjatuhkan plafon, dan mengganggu layanan kritis di ruang ICU, IGD, dan ruang operasi.
“Beberapa alat medis tertimpa reruntuhan. Getaran bom menimbulkan kerusakan parah,” tulis MER-C dalam rilis resminya.
Tak hanya itu, Wisma Joserizal, tempat tinggal relawan Indonesia, juga terkena dampaknya. Situasi ini memperparah krisis kemanusiaan yang sudah berlangsung berbulan-bulan di wilayah yang terkepung total.
Konflik ini terus menyisakan luka mendalam, terutama bagi mereka yang terjebak di fasilitas medis yang seharusnya aman. Ketika rumah sakit bukan lagi tempat perlindungan, dimanakah batas kemanusiaan akan ditegakkan?
Editor: dr
TelegrapNews.com, Batam - Wakil Wali Kota Batam, Li Claudia Chandra, menyambut kedatangan Wakil Presiden Republik…
TelegrapNews.com, Batam – Pulau Cicir yang masuk kategori pulau-pulau terluar serta merupakan daerah tangkapan ikan…
Telegrapnews.com, Batam – Bayangkan sebuah akhir pekan di tepi laut, di mana suara ombak menjadi…
TelegrapNews.com, Batam – Kapolda Kepri Irjen Pol Asep Safrudin, S.I.K., M.H., menghadiri kegiatan Doa Bersama…
Telegrapnews, Bali – Momentum Bali Annual Telkom International Conference (BATIC) 10th Edition 2025 di Bali…
Telegrapnews, Batam – Upaya pencegahan bunuh diri kini menjadi perhatian serius aparat kepolisian. Satuan Polisi…