
Telegrapnews.com, Batam – Dua wanita yang diduga sebagai koordinator pembagian uang serangan fajar, money politic berhasil diamankan warga di depan kantor Proxi Net, Ruko Grand California, Batam Center, Selasa (26/11/2024) malam.
Namun, upaya lebih lanjut dari pihak berwenang belum terlihat, meski lokasi tersebut disinyalir digunakan untuk praktik politik uang menjelang hari pencoblosan Pilkada.
Petugas kepolisian dan Bawaslu tampak berjaga di luar ruko yang disebut menjadi lokasi pembagian uang money politic. Mereka entah kenapa tidak berani masuk untuk mencari alat bukti lain.
Informasi yang beredar menyebutkan bahwa beberapa orang masih berada di dalam gedung tersebut.
Baca juga: Satgas Pemilu Damai NADI Tangkap Dua IRT Diduga Terlibat Politik Uang di Batam
Kasus Ditangani Gakkumdu
Kapolresta Barelang, Kombes Heribertus Ompusunggu, menyatakan bahwa kasus ini sudah dilaporkan ke Sentra Gakkumdu untuk proses hukum lebih lanjut.
“Dugaan adanya politik uang sudah dilaporkan dan ditangani Gakkumdu. Semua proses harus berdasarkan bukti, tidak bisa hanya asumsi,” ujarnya.
Namun, pihak kepolisian maupun Bawaslu tidak dapat memasuki gedung tanpa izin pemilik ruko.
“Polisi memerlukan surat perintah untuk masuk, dan Bawaslu juga memerlukan izin. Ini adalah properti pribadi,” tegas Heribertus.
Baca juga: Bawaslu Batam Sita Uang Rp 5,66 Juta Diduga untuk ‘Serangan Fajar’ Pilkada
Dugaan Modus Surat Saksi
Ketua Satgas Pilkada Damai Kota Batam, Tino Sukirno, mengungkapkan bahwa modus pembagian uang money politic berubah menjadi pemberian surat saksi.
“Kami menduga orang yang datang diberi surat saksi untuk menyamarkan pembagian uang. Jika mereka tidak terlihat di TPS, maka diduga mereka adalah saksi palsu,” kata Tino.
Ia juga menyebut dugaan keterlibatan anggota DPRD Batam dari fraksi Gerindra yang berada di dalam ruko tersebut.
“Ruko ini bukan kantor partai atau pemenangan, tetapi digunakan untuk kegiatan yang mencurigakan,” tambahnya.
Situasi Memanas Menjelang Pencoblosan
Kapolresta Barelang meminta massa yang berkumpul untuk membubarkan diri demi menjaga situasi kondusif menjelang hari pencoblosan.
“Kami siapkan petugas untuk menjaga keamanan, dan massa dari tim paslon juga sudah diminta bubar,” ujar Heribertus.
Sementara itu, Satgas Pilkada Damai membantah pernyataan bahwa mereka mencoba masuk secara paksa ke dalam ruko.
“Kami menunggu kehadiran Bawaslu dan kepolisian. Kami taat hukum, tidak mungkin melakukan tindakan seperti itu,” tegas Tino.
Penulis: lcm