Kapolresta Barelang Kombes Pol Zaenal Arifin berdiskusi dengan Ketua PWI Batam Kavi Anshari dan pengurus lainnya (dok pwi batam)
Telegrapnews.com, Batam – Premanisme berkedok wartawan akhirnya jadi sorotan. Kepala sekolah di Batam tak lagi tahan dengan teror yang dilakukan oknum tak bertanggung jawab. Tekanan, pemerasan, hingga intimidasi: semua berkedok “liputan.” Celakanya, ini justru terjadi di lembaga pendidikan – tempat anak-anak harusnya merasa aman.
Keluhan para kepala sekolah ini tak main-main. Sudah sampai ke telinga Kapolresta Barelang, Kombes Pol Zaenal Arifin. Dalam diskusi dengan PWI Batam, Sabtu (24/5/2025), Zaenal menegaskan: enough is enough.
“Orang tua saya guru. Saya paham betul bagaimana tekanan seperti ini bisa menghancurkan mental para pendidik. Ini bukan sekadar keresahan, ini sudah mengganggu jalannya pendidikan,” tegas Zaenal.
Diskusi itu membongkar borok yang lama disembunyikan: banyak “wartawan” gadungan seenaknya menulis, seenaknya menekan. Parahnya lagi, beberapa media online bahkan tak punya legalitas sebagai perusahaan pers sesuai UU Pers No. 40 Tahun 1999. Mereka sekadar memanfaatkan label “wartawan” untuk mencari mangsa.
“Saya dengar ada kepala sekolah yang meninggal karena tekanan batin. Ini gila! Dunia pendidikan kita seharusnya dilindungi, bukan jadi ladang pemerasan,” ujar Zaenal penuh keprihatinan.
Wakil Ketua Bidang Media Siber PWI Pusat, Denni Risman, yang hadir di diskusi itu, menegaskan bahwa oknum seperti ini jelas-jelas mencoreng profesi wartawan. “Kalau medianya saja tidak sesuai klasifikasi Dewan Pers, itu bukan perusahaan pers. Mereka tidak berhak berlindung di balik profesi wartawan,” jelas Denni.
Denni juga menyoroti kasus pemerasan di SMPN 26 Batam. “Modusnya selalu sama: serang dengan berita miring, lalu minta ‘bantuan’. Ini bukan produk pers, ini kriminal murni,” tegasnya.
Ketua PWI Batam, M Kavi Anshary, mengingatkan: “Wartawan bukan kebal hukum. Kalau memberitakan tidak sesuai fakta, apalagi memeras, pasti kena jerat pidana. Jangan harap UU Pers bisa jadi tameng.”
PWI Batam, kata Kavi, siap jadi garda depan memerangi premanisme berkedok wartawan. “Kami buka pintu selebar-lebarnya buat diskusi, biar kita sama-sama kembalikan nama baik wartawan. Cukup sudah kejadian memalukan seperti di SMPN 26,” tegasnya.
Kapolresta Zaenal menutup diskusi dengan janji konkret: “Kami siap kolaborasi dengan PWI untuk langkah-langkah nyata. Penegakan hukum adalah pilihan terakhir, tapi pencegahan harus dimulai sekarang.”
Semangatnya satu: wartawan harus jadi sumber kebenaran, bukan sumber keresahan. Dunia pendidikan di Batam harus jadi zona aman, bukan ladang teror.
Penulis : Wawan Septian
TelegrapNews.com, Batam - Wakil Wali Kota Batam, Li Claudia Chandra, menyambut kedatangan Wakil Presiden Republik…
TelegrapNews.com, Batam – Pulau Cicir yang masuk kategori pulau-pulau terluar serta merupakan daerah tangkapan ikan…
Telegrapnews.com, Batam – Bayangkan sebuah akhir pekan di tepi laut, di mana suara ombak menjadi…
TelegrapNews.com, Batam – Kapolda Kepri Irjen Pol Asep Safrudin, S.I.K., M.H., menghadiri kegiatan Doa Bersama…
Telegrapnews, Bali – Momentum Bali Annual Telkom International Conference (BATIC) 10th Edition 2025 di Bali…
Telegrapnews, Batam – Upaya pencegahan bunuh diri kini menjadi perhatian serius aparat kepolisian. Satuan Polisi…