Beras ‘Padang’ di Batam Ternyata Impor Ilegal? Ini Jejaknya dari Thailand hingga Pelabuhan Gelap!

Beras ‘Padang’ di Batam Ternyata Impor Ilegal? Ini Jejaknya dari Thailand hingga Pelabuhan Gelap!
Karung beras impor dari Vietnam ini, tiba di Batam langsung berganti menjadi produk beras premium lokal (ist)

Telegrapnews.com, Batam — Pernyataan yang menyebut bahwa seluruh beras yang beredar di Kota Batam berasal dari dalam negeri, kini dipertanyakan. Pasalnya, temuan dari sumber terpercaya Telegrapnews justru mengarah pada dugaan kuat adanya perdagangan beras impor ilegal yang telah merambah pasar lokal, khususnya jenis beras pera atau dikenal juga sebagai beras Padang.

Di pasaran Kota Batam, terdapat dua jenis beras yang umum dijual: beras pulen dan beras pera. Untuk beras pulen, sumber menyebutkan mayoritas dipasok dari sentra produksi dalam negeri seperti Subang dan Karawang, Jawa Barat.

Namun, berbeda halnya dengan beras pera. Seorang pedagang yang diwawancarai menyebut secara tegas bahwa beras Padang ini bukan produksi lokal, melainkan beras impor dari negara-negara seperti Thailand, Vietnam, dan Myanmar.

BACA JUGA:  Harga Emas di Pegadaian Batam Stagnan: Cetakan Antam dan Galeri 24 Stabil

“Saya pastikan beras Padang itu masuk secara impor. Bukan didatangkan dari dalam negeri,” tegas sang sumber.

Lebih lanjut, sumber tersebut menyebutkan bahwa biaya produksi dan harga jual di Sumatera Barat—yang merupakan daerah penghasil beras pera jenis Anak Daro atau IR 42—tidak masuk akal bila dibandingkan dengan harga jual beras pera premium di Batam.

Di Sumbar, harga di penggilingan (heller) mencapai Rp14.000/kg, sama dengan harga jual di Batam.

BACA JUGA:  Berkat KUR, Warung Soeka Sukses Kembangkan Usaha Jadi Bakery Favorit di Sumenep

“Kalau benar dari Sumbar, mana mungkin harganya bisa sama? Biaya distribusi tidak mungkin gratis,” ujarnya.

Jejak Impor Ilegal Beras Pera

Informasi lain yang diperoleh Telegrapnews mengungkap bahwa harga beras di Thailand hanya berkisar Rp4.500–5.000/kg, bahkan lebih murah di Vietnam dan Myanmar. Semua jenis ini merupakan beras pera, dan diduga kuat masuk ke Batam secara ilegal.

Modusnya? Beras-beras ini diselundupkan dari Batu Pahat (Malaysia), Johor Bahru, dan Singapura, masuk melalui jalur-jalur tidak resmi seperti Pelabuhan Batu Ampar, Sekupang, dan Sagulung.

“Pemainnya banyak dan mereka ini orang-orang kuat,” ungkap sumber lainnya.

BACA JUGA:  Harga Emas Batangan di Pegadaian Batam Stagnan, Antam 1 Gram Tetap Rp1,627 Juta

Setibanya di Batam, karung-karung beras impor ini diganti dengan karung lokal berlabel merek premium. Tak hanya dipasarkan di Batam dan wilayah Kepri, beras-beras ilegal ini juga disalurkan ke Jambi via Kuala Tungkal dan Riau via kapal RoRo.

Baca: Batam Terkepung Mafia Pangan: Di Balik Oplosan Beras, Ada Rente, Kartel, dan “Dispensasi Ilegal”

Siapa yang bermain di balik ini semua?

Meski nama-nama belum terungkap, sumber menyebut para pemain memiliki kekuatan dan pengaruh besar, termasuk dalam kalangan aparat, sehingga jalur distribusi ilegal ini terus berjalan mulus.

Penulis: lcm