Telegrapnews, Batam – Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) terus membuka peluang besar bagi investor asing. Kali ini, investor dari Tiongkok dan Malaysia tengah melakukan survei langsung ke beberapa lokasi strategis, termasuk Tanjung Mocho dan Uban, untuk menjajaki kemungkinan berpartisipasi dalam pembangunan di Batam dan Bintan.
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kepri, Hasfarizal Handra, menegaskan bahwa sektor pariwisata menjadi fokus utama minat para investor. Rencananya, mereka akan membangun resort, hotel, dan fasilitas wisata bahari kelas internasional.
“Untuk investasi di Kepri, kita siapkan karpet merah. Sepanjang sesuai ketentuan, kita akan permudah,” ujar Hasfarizal, seperti dikutip rri, Selasa (26/8/2025).
Kepri Jadi Magnet Investasi ASEAN
Kepri memiliki daya tarik geografis yang sangat strategis karena posisinya berdekatan dengan Singapura, Malaysia, dan Thailand. Selain itu, potensi sektor bahari menjadikan Kepri unggul di antara 34 provinsi di Indonesia.
Malaysia sendiri saat ini masuk dalam lima besar negara investor di Kepri, bersama Singapura, Hong Kong, Tiongkok, dan Jepang. Fakta ini semakin memperkuat daya saing Kepri di mata investor global.
“Minat Malaysia dan Tiongkok untuk masuk ke Batam-Bintan menunjukkan potensi pembangunan di Kepri sangat menjanjikan. Kita berharap mereka cocok dengan kondisi lapangan dan segera merealisasikan investasinya,” tambah Hasfarizal.
Realisasi Investasi Melebihi Target
Hingga triwulan kedua 2025, realisasi investasi di Kepri sudah menembus Rp30 triliun, melampaui target RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah).
Beberapa proyek baru yang sedang berjalan antara lain pengembangan Tanjung Sao, sektor alumina, industri kayu, hingga batang (smelter). Dengan tren ini, Pemprov Kepri optimistis target nasional sebesar Rp57 triliun akan tercapai pada akhir tahun.
Editor: dr