Nelayan Bengkong akhirnya melaporkan kasus reklamasi ke Polda Kepri (ilustrasi)
Telegrapnews.com, Batam – DPRD Kepulauan Riau (Kepri) menyoroti dampak lingkungan yang ditimbulkan akibat reklamasi yang dilakukan PT Batamas Puri Permai di kawasan Muara Pantai Teluk Tering, Kecamatan Bengkong, Batam. Salah satu dampak paling dirasakan adalah pendangkalan Sungai Nayon yang memicu banjir besar dalam setahun terakhir.
Masalah ini mencuat dalam rapat dengar pendapat (RDP) yang digelar Komisi II DPRD Kepri bersama masyarakat, nelayan, dan perwakilan perusahaan di Gedung Graha Kepri Batam Centre, Kamis (6/3/2025).
Ketua RW 12 Kelurahan Nayon, Anwar Efendi Dalimunte, menegaskan bahwa banjir yang semakin parah di wilayahnya disebabkan oleh perubahan aliran sungai akibat aktivitas reklamasi. Menurutnya, aliran sungai yang sebelumnya lurus ke laut kini membentuk huruf L karena pemotongan jalur oleh proyek reklamasi.
“Warga baru sadar penyebab banjir setelah mendapat informasi dari nelayan, yaitu adanya pendangkalan sungai. Semua aliran sungai di Bengkong bermuara ke sana,” ungkap Anwar.
Ia mendesak agar sungai dikembalikan ke bentuk semula untuk mencegah banjir lebih lanjut. “Permintaan kami sederhana, kembalikan sungai ini ke bentuk semula,” tegasnya.
Selain warga, nelayan yang tergabung dalam Forum Kelompok Usaha Bersama Mina Batam Madani (FKUB MBM) juga menyampaikan tuntutan tegas kepada PT Batamas. Ketua FKUB MBM, Sahriyal Edi, menekankan bahwa reklamasi telah mengancam keberlangsungan hidup nelayan.
“Kami mendukung pembangunan Batam, tapi jangan jadikan kami korban. Laut ini tempat kami mencari nafkah, bukan untuk kaya, hanya untuk bertahan hidup,” ujarnya.
Para nelayan menuntut beberapa hal, di antaranya:
Direktur PT Batamas Puri Permai, Angelinus, mengakui adanya dampak reklamasi terhadap pendangkalan sungai. Ia menyebut bahwa pihaknya telah bekerja sama dengan pemilik kawasan Golden Prawn, Tek Po alias Abi, untuk melakukan pengerukan dan pelebaran alur sungai yang sudah berjalan selama dua minggu terakhir.
“Kami sepakat, Pak Abi menyediakan alat berat, sementara bahan bakarnya dari kami,” ujar Angelinus.
Namun, ia juga menuding Golden Prawn turut berkontribusi dalam pendangkalan sungai karena material galian diletakkan di tengah sungai, bukan di sisi lahan sendiri.
Rapat berlangsung panas ketika nelayan bersikeras bahwa PT Batamas menimbun bagian sungai, yang menjadi penyebab utama penyempitan. Sebagai bentuk protes, nelayan bahkan memasang bendera di lokasi sungai yang mereka klaim telah ditimbun.
Anggota Komisi II DPRD Kepri, Misrawati Tampubolon, memiliki pandangan berbeda dengan menyatakan bahwa tidak ada sungai yang ditutup, melainkan penyempitan terjadi karena faktor lain.
Ketua Komisi II DPRD Kepri, Khazalik, menegaskan pentingnya pengawasan terhadap implementasi pengerukan yang dijanjikan PT Batamas.
“Persoalannya adalah eksekusi. Apakah volume pengerukan cukup? Apakah waktunya tepat? Jangan hanya janji tanpa solusi nyata,” kata Khazalik.
Ia meminta agar perusahaan mempertimbangkan kepentingan masyarakat dan memberikan solusi yang tidak hanya bersifat sementara.
“Mungkin ada area yang sudah telanjur ditimbun, tapi perusahaan harus sedikit mengalah. Untuk apa pembangunan kalau malah menimbulkan masalah?” pungkasnya.
RDP ini diharapkan menghasilkan solusi konkret yang benar-benar menyelesaikan persoalan warga dan nelayan Bengkong.
Editor: dr
Telegrapnews.com, Batam – Buat anda yang berencana mudik atau liburan lewat jalur laut, kapal Pelni…
Telegrapnews.com, Batam – Kasus penyiksaan bocah berusia 4 tahun (ZI) yang terjadi di sebuah kamar…
Telegrapnews.com, Batam – Mau ke Jambi dari Batam tanpa ribet naik pesawat? Sekarang cukup naik…
Telegrapnews.com, Batam – Tubuh Stefani (25), DJ muda asal Tiban Sekupang, kini terbaring lunglai di…
Telegrapnews.com, Batam – Suasana penuh haru dan khidmat menyelimuti halaman Kantor PWI Batam, Minggu (8/6/2025)!…
Telegrapnews.com, Tanjungpinang – Dunia hukum tanah air kembali diguncang! Putusan kontroversial dari Pengadilan Negeri (PN)…