Setelah Tewaskan Pekerja di Pelalawan, BBKSDA Riau Berhasil Tangkap Harimau Sumatera

    Setelah Tewaskan Pekerja di Pelalawan, BBKSDA Riau Berhasil Tangkap Harimau Sumatera
    Anggota Tim BBKSDA Riau sedang melakukan evakuasi Harimau Sumatera yang berhasil ditangkap usai menerkam pekerja di Pelalawan, Riau (dok bbksda riau)

    Telegrapnews.com, Riau – Seekor harimau Sumatera berhasil masuk ke dalam perangkap yang dipasang oleh petugas Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau setelah menyebabkan kematian seorang pekerja pada 14 Maret 2025.
    Korban yang diketahui bernama Yafao Zebua, seorang pekerja berusia 50 tahun, diterkam oleh harimau tersebut di lokasi kerjanya di Pelalawan.

    Kepala BBKSDA Riau, Genman Suhefti Hasibuan, mengungkapkan bahwa korban mengalami luka serius berupa cakaran di kepala, leher, dan paha, yang menyebabkan ia meninggal dunia.

    BACA JUGA:  Nenek Awe "You'll Never Walk Alone" Diperiksa Polresta Barelang

    “Korban merupakan pekerja perawatan yang diterkam oleh harimau Sumatera, dan mengalami luka fatal di beberapa bagian tubuh,” ujarnya, Selasa (18/3/2025).

    Mendapat laporan dari pihak perusahaan tempat korban bekerja, BBKSDA Riau segera melakukan koordinasi untuk mengambil langkah penanggulangan.

    Tim Unit Penyelamatan Satwa (UPS) diturunkan untuk menyelidiki kejadian tersebut dan memasang dua unit boxtrap serta kamera jebak di lokasi kejadian dan di sekitar camp pekerja. Lokasi tersebut merupakan jalur lintasan harimau, yang teridentifikasi melalui jejak yang ditemukan.

    BACA JUGA:  Gubernur dan Wakil Gubernur Riau Terpilih Dilantik 7 Februari 2025

    Pada 16 Maret 2025, harimau Sumatera tersebut akhirnya terperangkap dalam kandang jebak yang dipasang di dekat lokasi kejadian.

    Tim BBKSDA Riau kemudian mengevakuasi satwa tersebut menggunakan kendaraan air menuju camp pekerja, dan selanjutnya dipindahkan ke kandang habituasi untuk perawatan lebih lanjut sebelum dilepasliarkan kembali ke alam.

    Genman menegaskan bahwa sebagai langkah pencegahan, BBKSDA Riau akan meningkatkan patroli di area rawan konflik dan terus memberikan edukasi kepada masyarakat terkait cara bertindak jika bertemu dengan harimau Sumatera.

    BACA JUGA:  Lulus dengan IPK 3.94, Fandy Iood Raih Gelar Doktor Ilmu Hukum dari UNISSULA

    Ia juga menyarankan penerapan sistem peringatan dini di wilayah yang berbatasan dengan habitat satwa liar.

    “Dengan kerjasama yang baik antara pemerintah, masyarakat, dan pihak terkait lainnya, diharapkan upaya konservasi harimau Sumatera dapat terus dilakukan tanpa mengancam keselamatan manusia maupun kelestarian satwa liar,” tandasnya.

    Penulis: kur