Temuan Polda Riau, pedagang jual beras SPHP Bulog tapi isinya beda (ist)
Telegrapnews.com, Pekanbaru — Sebuah praktik kecurangan dalam penjualan beras terbongkar di Pekanbaru! Toko Beras Murni, yang berlokasi di Jalan Sail, Kelurahan Rejosari, Tenayan Raya, digerebek Tim Ditkrimsus Polda Riau pada Kamis (24/7/2025) karena diduga menjual beras kualitas rendah dalam kemasan bekas SPHP Bulog. Nilai jualnya setara dengan beras premium, padahal isinya jauh dari standar.
Penggerebekan ini dilakukan setelah adanya laporan dugaan penyalahgunaan kemasan beras SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan) milik Bulog yang tengah diburu masyarakat karena harganya terjangkau dan mutunya dijamin.
“Kami temukan sebanyak 102 karung bekas SPHP berisi beras ladang dari Penyalai, Pelalawan — bukan beras dari Bulog,” ungkap AKBP Ruslaeni, Kasubdit 1 Indag Ditreskrimsus Polda Riau.
Pemilik toko, Rovi Gusri, mengaku nekat melakukan pengemasan ulang tersebut karena tergiur tingginya permintaan pasar terhadap beras SPHP. Ia bahkan mencari karung bekas SPHP dari berbagai tempat di Pekanbaru.
Tak hanya SPHP, pelaku juga menjual beras ladang dalam kemasan bermerek seperti Anak Daro, Aira, Kuriak Kusuik, dan Family — yang mengesankan seolah-olah berasal dari Sumatera Barat. Harga yang dipatok Rp16.000/kg, padahal isinya tetap beras murahan dari Penyalai.
Pemimpin Wilayah Bulog Riau-Kepri, Ismed Erlando, mengecam keras tindakan tersebut. Ia menyebut pelaku telah merusak citra dan kepercayaan masyarakat terhadap program SPHP, padahal tujuan program ini adalah menstabilkan harga pangan.
“Yang dioplos bukan beras SPHP Bulog, tapi pelaku memanfaatkan kemasan SPHP bekas. Ini sangat merugikan,” tegas Ismed.
Bulog akan menyelidiki lebih jauh asal-usul karung bekas tersebut, dan memastikan tak ada kebocoran dari distribusi resmi.
Bulog menegaskan, hingga 25 Juli 2025, realisasi distribusi beras SPHP di wilayah Riau dan Kepri sudah mencapai 3.250 ton. Harga eceran tertinggi (HET) SPHP ditetapkan Rp13.100/kg — jauh di bawah harga beras palsu yang dijual pelaku.
“Kami minta masyarakat membeli beras SPHP hanya di outlet resmi seperti pengecer pasar, Koperasi Merah Putih, atau kantor pemerintah. Jangan tertipu dengan kemasan semata!” ujar Ismed.
Program SPHP ini adalah bagian dari penugasan pemerintah melalui Badan Pangan Nasional (Bapanas) yang berlaku dari Juli hingga Desember 2025, dengan target distribusi nasional sebesar 1,3 juta ton.
Bulog bersama aparat hukum akan terus melakukan pengawasan ketat terhadap distribusi beras, sekaligus menindak tegas oknum-oknum nakal yang merugikan masyarakat.
Masyarakat juga diminta aktif melaporkan jika menemukan beras yang mencurigakan di pasar, meskipun kemasannya terlihat resmi.
Waspada! Jangan hanya lihat karungnya, tapi pastikan kualitas isinya. Jangan biarkan beras oplosan merajalela!
Penulis: ir
Telegrapnews.com, Batam – Pengadilan Negeri Batam akhirnya menjatuhkan vonis 3 tahun penjara kepada Tommy alias…
Telegrapnews.com, Batam — Pernyataan yang menyebut bahwa seluruh beras yang beredar di Kota Batam berasal…
Telegrapnews.com, Jakarta — Isu beras oplosan makin panas! Tapi tahukah kamu, ternyata beras oplosan bukan…
Telegrapnews.com, Batam – Polda Kepulauan Riau (Kepri) akhirnya angkat bicara soal viralnya video dan narasi…
Telegrapnews.com, Batam – Kabar gembira bagi Anda yang ingin menyeberang dari Batam ke Tanjung Buton,…
Telegrapnews.com, Tangerang – Aksi penyelundupan besar-besaran benih bening lobster (BBL) ilegal berhasil digagalkan Polresta Bandara…