Telegrapnews.com, Batam – Batam masih dilanda krisis gas elpiji 3 kg yang semakin parah. Kelangkaan ini telah mengganggu aktivitas memasak sehari-hari warga dan melumpuhkan usaha kecil menengah yang bergantung pada bahan bakar tersebut.
Kelangkaan gas ini menyebabkan banyak pedagang kecil terpaksa menutup usaha mereka.
Topan, seorang penjual makanan di Marina City, dan Reza, pedagang minuman di SP Plaza, adalah contoh nyata dampak krisis ini. Keduanya mengaku kesulitan mendapatkan pasokan gas.
“Saya sudah keliling cari gas, tapi kosong semua,” keluh Topan seperti dikutip gowest, Sabtu (21/9/2024).
Pantauan di lapangan menunjukkan antrean panjang di pangkalan gas, namun stok tetap terbatas. Gas melon seolah-olah menghilang dari peredaran, dengan wilayah Batuaji Dalam dan Sagulung Pinggiran menjadi pusat keluhan warga.
Hingga Jumat (20/9/2024), banyak pangkalan di kedua wilayah ini melaporkan kehabisan stok.
Menanggapi situasi ini, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Batam, Gustian Riau, menyatakan pihaknya telah berkoordinasi dengan Pertamina untuk menormalisasi distribusi gas. Namun, hingga saat ini, belum ada solusi konkret yang terlihat.
Baca juga: Dua Pelaku Jambret di Batam Ditembak Polisi Saat Berusaha Kabur
Krisis gas melon ini bukan hanya masalah domestik; dampaknya meluas pada perekonomian mikro Batam. Banyak pedagang kecil merugi karena kehilangan penghasilan. Sementara di rumah tangga, banyak warga kesulitan memenuhi kebutuhan dasar mereka.
Situasi ini mendesak pemerintah daerah untuk segera mengambil langkah tegas. Jika tidak segera diatasi, krisis gas melon berpotensi memicu masalah sosial yang lebih besar dan memperparah kondisi ekonomi masyarakat Batam.
Penulis: jd