Telegrapnews.com, Batam – Setelah absen selama satu tahun, Pawai Tatung Tionghoa yang spektakuler akan kembali digelar di Batam pada Minggu, 15 September 2024.
Acara yang diselenggarakan oleh Majlis Agama Buddha Tridharma Indonesia wilayah Kepri ini didukung penuh oleh Pemerintah Provinsi Kepri dan Pemko Batam. Gubernur Kepri, Ansar Ahmad, dan Walikota Batam, Muhammad Rudi, dipastikan akan hadir untuk meramaikan acara tersebut.
Tahun ini, Pawai Tatung mengusung tema “Harmoni Dalam Keberagaman,” yang bertujuan untuk memperkenalkan budaya lokal dalam konteks kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Baca juga:Kecelakaan Maut di Sekupang: Pelajar SMKN 4 Tewas Setelah Ditabrak Motor dari Belakang
“Pawai Tatung dimulai dengan sembahyang bersama di Komplek Bumi Indah, Nagoya, Lubukbaja, pada pagi hari,” ungkap Ketua Majelis Agama Budha Tridharma Kepri, Susanto, seperti dikutip Batampos, Sabtu (14/9/2024).
Persiapan pawai akan dimulai pada pukul 13.30 WIB di dua vihara utama. Yakni, Vihara Cipta Darma, Seipanas, dan Vihara Budi Bakti, Nagoya.
Pelepasan pawai akan dilakukan di depan Hotel Luckystar pada pukul 14.30 WIB. Ditandai dengan penyalaan petasan oleh Walikota Batam bersama para tokoh masyarakat. Kemudian pawai melanjutkan perjalanan menuju Nagoya, tepatnya di samping Martabak Har.
“Pawai akan dimulai dari lokasi ini dan berakhir di simpang Martabak Har, Nagoya. Walikota Batam, Muhammad Rudi, akan memberikan pelepasan resmi,” kata Susanto.
Event tahunan ini akan menampilkan 27 klenteng vihara, 49 pasang Tatung dari berbagai daerah, termasuk Kalimantan. Serta 7 peserta budaya Nusantara yang akan menampilkan atraksi seperti reog, kuda lumping, dan tarian dari Flores Larantuka.
Setelah pawai, festival mooncake akan digelar bekerja sama dengan Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI). Festival ini akan dimeriahkan oleh berbagai tarian budaya nasional.
Susanto Theodolite, Ketua MAGABUTRI KEPRI, mengungkapkan bahwa tahun ini acara ini mendapat respons positif dengan peningkatan jumlah peserta.
“Budaya merupakan salah satu perekat kesatuan dan persatuan. Dengan pawai ini kita juga dapat menunjukkan kepada dunia luar bagaimana Indonesia mengamalkan Bhinneka Tunggal Ika,” ujarnya.
Di samping itu, Pawai Tatung diharapkan dapat menjadi agenda nasional yang menyatukan berbagai budaya dan memperkuat pariwisata di Kepri. Serta menarik wisatawan dari negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia.
“Event ini diharapkan akan semakin menjadi magnet pariwisata di Kepri, mempromosikan harmoni dalam keberagaman budaya,” tutup Susanto.
Penulis; jd