PT Maruwa Indonesia Tutup Tiba-Tiba, Ratusan Karyawan Terancam Kehilangan Mata Pencaharian

PT Maruwa Indonesia Tutup Tiba-Tiba, Ratusan Karyawan Terancam Kehilangan Mata Pencaharian
PT Maruwa Indonesia di Batam merumahkan seluruh karyawan sejak April 2025 lalu (ilustrasi)

Telegrapnews.com, Batam – Kabar mengejutkan datang dari PT Maruwa Indonesia, perusahaan manufaktur Flexible Printed Circuit (FPC) yang sudah beroperasi sejak 1999. Perusahaan ini secara tiba-tiba menghentikan seluruh kegiatan operasionalnya sejak awal April 2025. Hal ini memicu gejolak dan ketidakpastian di kalangan ratusan karyawan yang kini terancam kehilangan mata pencaharian.

Kondisi makin pelik setelah diketahui bahwa penutupan ini dipicu oleh terhentinya suplai bahan produksi dari mitra perusahaan di Malaysia. Padahal, suplai tersebut selama ini menjadi tumpuan utama jalur produksi PT Maruwa Indonesia.

Dinas Ketenagakerjaan Kota Batam dan Polsek Batuaji pun turun tangan melakukan mediasi antara pihak manajemen dan para pekerja. Namun hingga kini, upaya tersebut belum menemukan titik terang.

BACA JUGA:  Tokoh Melayu Difitnah? LSM Ketapang Bongkar Dugaan Serangan Terhadap Irjen (Purn) Yan Fitri

“Benar, perusahaan ini sudah tidak melakukan produksi. Sekarang kami sedang memediasi,” ujar Kepala Disnaker Batam, Rudi Syakiakirty, Jumat (16/5/2025).

Diliburkan Sejak 9 April

Yang membuat situasi makin panas adalah keputusan sepihak manajemen menutup operasional tanpa pemberitahuan resmi, bahkan hanya menyampaikan kabar secara lisan. Karyawan pun harus rela diliburkan sejak 9 April tanpa kepastian dan belum menerima gaji maupun pesangon.

“Sampai sekarang kami tidak tahu nasib kami ke depan. Gaji belum dibayar, pesangon tidak jelas,” keluh seorang karyawan yang enggan disebutkan namanya.

BACA JUGA:  Amsakar Achmad dan Li Claudia Tinjau Lokasi Longsor Tiban Koperasi, Janjikan Pemulihan Cepat

Lebih mengejutkan, manajemen hanya menawarkan pesangon 0,5 kali masa kerja (0.5N), jauh di bawah ketentuan undang-undang ketenagakerjaan. Padahal, menurut bagian keuangan, dana cadangan untuk pesangon dan pensiun sudah disiapkan.

Tak hanya itu, karyawan juga menuding perusahaan menunggak iuran BPJS Kesehatan dan Ketenagakerjaan, menambah daftar masalah yang harus segera diselesaikan.

Sementara itu, material produksi disebut sudah dialihkan ke Jepang, menandakan produksi masih berjalan di luar negeri, meski cabang Batam berhenti total.

Tanggapan PT Maruwa

HRD PT Maruwa Indonesia, Sumanti, membenarkan adanya permasalahan internal dan menyatakan mediasi masih berlangsung.

BACA JUGA:  Jadwal & Tarif Kapal Roro ASDP Batam - Tanjung Buton Siak Riau, Cek Informasinya!

“Kami masih berusaha menyelesaikan hak-hak karyawan, ini belum final,” katanya.

Sebanyak 205 karyawan terdampak dari penutupan ini, terdiri dari 49 karyawan permanen dan 156 karyawan kontrak. Mereka berharap pemerintah kota Batam, melalui Disnaker, dapat mengawal proses ini agar hak mereka tidak hilang begitu saja.

Situasi ini menjadi peringatan keras bagi dunia industri di Batam dan mengangkat isu perlindungan hak pekerja di tengah krisis perusahaan. Apakah PT Maruwa Indonesia akan bangkit kembali? Atau ini menjadi tanda awal berakhirnya era manufaktur di Batam?

Editor: dr